Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Sabtu, 23 Januari 2021 | 19:00 WIB
Sajian es krim. (Pixabay/Eak K.)

SuaraKalbar.id - Dokter spesialis anak dr. Attila Dewanti menjelaskan es krim sebetulnya sudah boleh dikonsumsi oleh anak ketika berusia satu tahun.

Es krim identik makanan favorit bagi anak-anak. Nah, mulai umur berapa anak-anak diperbolehkan makan es krim? 

Bila anak memiliki riwayat alergi susu atau alergi dingin, mengonsumsi es krim yang dingin dan mengandung susu bisa memicu alergi buah hati. Jika tidak memiliki alergi tersebut, orangtua dapat memberikan anak es krim tanpa merasa was-was.

"Satu tahun boleh, asal tidak ada alergi dingin atau alergi susu," kata Attila dilansir dari ANTARA, Jumat (22/1/2021).

Baca Juga: Es Krimnya Diminta Ibu, Bocah Ini Ngamuk Hingga Pura-pura Pingsan

Attila juga menjelaskan anggapan bahwa es krim adalah pemicu munculnya penyakit batuk, pilek serta flu. Menurut dia, anak yang berada dalam kondisi sehat akan baik-baik saja setelah menyantap es krim.

Dia mengingatkan orangtua serta pengasuh di lingkungan masing-masing untuk senantiasa memperhatikan kandungan gizi dari camilan atau jajanan yang diberikan kepada anak.

Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai Angka Kecukupan Gizi, dalam satu hari sebaiknya anak-anak dan orang dewasa membatasi konsumsi gula agar tidak lebih dari 50 gram dan lemak jenuh tidak lebih dari 10 persen total energi. Untuk anak usia 7-9 tahun, asupan lemak jenuh yang disarankan per hari sekitar 18 gram.

Camilan untuk anak juga disarankan mengandung tidak lebih dari 20 persen kebutuhan energi harian atau sekitar 330 kalori untuk anak usia 7-9 tahun.

Attila mengajak orangtua untuk membiasakan diri membaca label gizi yang tertera di produk pangan, termasuk camilan anak, untuk menjaga kesehatan keluarga. Menjaga asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dapat mencegah konsumsi gula, garam dan lemak yang berlebihan.

Baca Juga: Ngambek karena Es Krim Diminta Ibu, Bocah Ini Pura-Pura Pingsan di Restoran

Bila asupan gula, garam dan lemak yang dikonsumsi melebihi batas normal, ada risiko meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan darah tinggi.

Load More