Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 25 Juni 2021 | 14:59 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (instagram @sekretariatkabinet)

Varian tersebut dapat meningkatkan risiko rawat inap dengan Covid-19.

Pusat Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan varian delta kemungkinan akan beredar luas di seluruh Uni Eropa pada bulan-bulan di musim panas dan diperkirakan mencapai 90% pada akhir Agustus.

Dilansir Times of Israel, virus corona varian delta telah menyebabkan gelombang infeksi baru di Israel. Gelombang itu mungkin memberlakukan kembali wajib menggunakan masker wajah di dalam ruangan untuk mengekang penyebarannya.

Penduduk dari tujuh distrik di Sydney, Australia, telah dilarang meninggalkan kota tersebut untuk menahan wabah kasus baru yang disebabkan oleh delta yang diketahui berasal dari seorang pekerja transportasi di daerah pantai Bondi.

Baca Juga: Pasien Belum Negatif Covid-19 Sudah Dipulangkan, Ini Penjelasan Wisma Atlet

Varian tersebut menyumbang lebih dari 20 persen kasus baru di AS dalam dua minggu terakhir, atau dua kali lipat ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit terakhir melaporkan prevalensinya.

Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular dan kepala petugas medis Presiden Joe Biden, memperingatkan bahwa AS dapat mengikuti jalur Inggris, di mana varian tersebut telah menjadi jenis yang dominan karena penyebaran yang cepat di kalangan anak muda. Varian ini menyumbang setengah dari infeksi baru di Lowa, Kansas, Missouri, Nebraska, Colorado, Montana, North Dakota, South Dakota, Utah, dan Wyoming.

Para ahli telah berulang kali mengatakan vaksinasi adalah cara terbaik melawan varian baru. Mereka memperingatkan bahwa jika virus dibiarkan, strain baru dapat muncul.

Di Jepang, penyelenggara Olimpiade musim panas ini mengatakan mereka akan melarang alkohol di acara tersebut sebagai langkah untuk membuat mereka aman dan terlindungi selama pandemi, Guardian melaporkan. Pertandingan sekarang diatur untuk memungkinkan penonton langsung, dengan batasan yang signifikan.

Penghitungan global untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona mencapai di atas 179 juta pada hari Rabu, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, sementara kematian naik di atas 3,88 juta.

Baca Juga: Gitaris The Changcuters Diperiksa KPK Terkait Korupsi Bansos COVID-19 di KBB

AS terus memimpin dunia dalam total kasus di 33,6 juta, sementara kematian di AS total 602.618. India berada di urutan kedua dalam total kasus dengan 30 juta dan ketiga dengan kematian pada 390.660, meskipun angka-angka itu diperkirakan akan berkurang karena kekurangan tes.

Load More