SuaraKalbar.id - Berawal dari hobi membaca komik seorang warga Pontianak, Kalimantan Barat kini memiliki rumah baca tempat penyewaan buku bernama taman bacaan 88 di Jalan Diponegoro, Pontianak Kota, Kalimantan Barat.
Dia adalah Yen Yen. Seorang ibu rumah tangga mendirikan rumah baca sejak tahun 1988. Dirumah baca itu, terdapat ratusan ribu judul buku cerita lokal hingga internasional.
Yen Yen ingin mempertahankan budaya literasi di era digital sekaligus melestarikan eksistensi cerita bergambar di tengah gempuran teknologi.
"Berdirinya tempat ini itu tanggal 1 April 1988, berawal dari kita suka mengoleksi buku- buku cerita, kita coba-coba beli lagi sampai sekarang," katanya kepada Suara.com, Jumat (10/06/2022).
Tidak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi mengubah banyak hal. Tak terkecuali eksistensi komik cetak yang kini hadir dalam bentuk kemasan digital.
Akan tetapi, tidak membuat ibu rumah tangga ini berkecil hati. Sebab, lewat ratusan ribu judul komik yang ia kumpulkan sejak dulu, masih bermanfaat di era sekarang ini.
"Sudah tidak terhitung, mungkin ada ratusan ribu sampai kebelakang. Soalnya dulu kita jaga sendiri, dari mama, adik, jadi memang tak terhitung lagi jumlahnya,"ucapnya.
"Ada yang biasa suka baca di HP, tapi ada juga yang bilang kalau baca di HP tidak seru, bagus lewat buku, senang juga kita dengarnya,"sambungnya lagi.
Ratusan ribu judul cerita lokal hingga internasional tersusun rapih dalam rak-rak layaknya perpustakaan. Tak jarang, para generasi muda berdatangan ke rumah baca yang penasaran dengan isi komik tersebut.
Baca Juga: Ulasan Buku Umar Bin Abdul Aziz, Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas
"Anak-anak saya yang cewek suka, kalau sudah baca lupa segalanya, terus terusan membaca, kalau bulan puasa biasa rame, langganan kita sudah banyak hampir 4000an,"ujarnya.
Selain upaya mempertahankan budaya literasi bangsa di era digital, inisiatif tersebut juga sebagai bentuk pelestarian cerita bergambar yang sempat populer pada masanya.
Konvensi komik pertama berkisar dari tahun 1965 hingga 1990.
"Kalau sekarang penyewa agak berkurang, tapi mau gimana?mau tutup sayang juga, kita cuma berharap agar adik-adik yang baru tumbuh kembali kesini, dibawa sama orang tuanya,"katanya lagi.
Meski penikmat komik cetak hanyalah sedikit, namun keberadaan industri komik bukan bearti punah. Sebab, masih adanya kolektor maupun komunitas pembaca komik secara tidak langsung membantu buku cerita bergambar itu masih bertahan ditengah gempuran relevansi digital.
"Kita tetap bertahanlah apalagi sekarang era digital, pasti masih ada peminatnya,"ungkap Yen Yen
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Umar Bin Abdul Aziz, Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas
-
Ulasan Buku Kumpulan Materi Khotbah dan Kultum Penyemangat Hidup
-
Kebun Binatang Bandung Terancam Disegel karena Tunggak Bayar Sewa Lahan Rp13,5 Miliar
-
Uang di Rekening Hilang Ratusan Juta, Fatima: Andai Cepat Diambil Tindakan, Tak Mungkin Habis Semua Uang Saya
-
12 Tahun Menanti, Tukang Sapu di Pontianak Akhirnya Naik Haji
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
BRI Perkokoh Kemitraan Strategis dengan SSMS untuk Tingkatkan Skala dan Keberlanjutan Industri Sawit
-
151 Penyandang Disabilitas Terima Paket Sembako dan Nutrisi
-
Petugas Lapas Sintang Gagalkan Penyelundupan Sabu Dalam Paket Makanan
-
Laporan Keberlanjutan BRI Diakui Internasional, Perkuat Posisi sebagai Pemimpin Praktik ESG di Asia
-
Program Yok Kita Gas BRI Kumpulkan Ribuan Kilogram Sampah Plastik dan Kurangi Jejak Karbon