Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 16 Juni 2022 | 11:38 WIB
Masyarkat Dayak Bidayuh Sebujit saat melakukan Ritual Nyobeng. (Istimewa)

"Setelah itu tamu undangan disuguhi makanan dan minuman ringan," kata Gregorius.

Setelah rangkaian penyambutan tamu selesai, tamu undangan diberi beras kuning, beras yang dibuang kebawah untuk mahluk halus  dan beras putih yang dilempar keatas untuk Tipa Iyakng ( Tuhan Yang Maha Esa ).

Hal itu dilakukan, sembari Ketua Adat membaca doa yang kemudian rombangan tamu diantar ke rumah Adat Baluk.

Kegiatan inipun mendapat dukungan langsung dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, bersama Dinas Kebudayaan.

Baca Juga: Mengenal Budaya Payung di Jepang, Bisa Menjadi Barang Milik Bersama jika Diperlakukan Seperti Ini

Pamong Budaya Ahli Madya Kemendikbud Ristek, Julianus Limbeng mengatakan, pelaksanaan Ritual Nyobeng ini merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat adat sub  suku Dayak Bidayuh Sebujit yang perlu dilestarikan.

Semangat seluruh masyarakat adat dalam pelaksanaan ritual nyobeng ini, menurutnya merupakan wujud sukur kepada Sang Pencipta Tuhan YME dan menjadi salah satu upaya pelindungan dan pelestarian budaya.

"Hal ini sejalan juga dengan tema G 20 Bidang Kebudayaan yaitu Kebudayaan untuk hidup yang berkelanjutan," katanya.

Load More