SuaraKalbar.id - Koordinator Pusat BEM Nusantara Ahmad Supardi menyatakan bahwa penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah.
Meski begitu, dirinya menyadari bahwa penyesuaian harga BBM memang sebuah keputusan pahit yang terpaksa diambil pemerintah. Keputusan ini juga berdampak terhadap masyarakat.
"Penyesuaian itu adalah pukulan keras terhadap masyarakat. Namun, kita juga harus mengetahui bahwa ini adalah kebijakan yang perlu diambil, walau pun ini kebijakan yang pahit bagi pemerintah," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Namun, pemerintah juga telah menyampaikan alasan penyesuaian harga BBM, seperti tekanan ekonomi akibat situasi global yang dirasakan semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Serta, kenaikan harga energi karena disrupsi rantai pasok akibat pandemi dan perang di Eropa.
Baca Juga: BEM Nusantara Sebut BLT Solusi Pemerintah atas Kenaikan Harga BBM
Menurutnya, pemberian bantuan sosial (bansos) merupakan solusi pemerintah untuk menyesuaikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Pemerintah memberikan solusi dengan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Tugas kami untuk bersama-sama mengawasi pemberian subsidi, pemberian BLT agar tepat sasaran," katanya.
Ahmad menjelaskan pemerintah telah berusaha memberikan bansos untuk masyarakat tak mampu sebagai bantalan sosial untuk meredam dampak penyesuaian harga BBM. Bantuan sosial itu di antaranya bantuan langsung tunai (BLT), Bantuan subsidi upah (BSU) dan bantuan angkutan umum.
Menurut dia, penilaian sebuah kebijakan dengan menggunakan berbagai sudut pandang perlu dilakukan, agar bisa memberikan solusi atas masalah yang terjadi, termasuk soal penyesuaian harga BBM.
Ahmad mengajak semua kalangan khususnya mahasiswa agar selalu kritis. Namun solutif dan juga realistis dalam menanggapi isu-isu nasional.
Baca Juga: Pantau Demo Tolak Kenaikan BBM di Jakarta, Kapolda Metro Jaya: Situasi Kondusif
Selain itu, Ahmad juga mengutip pernyataan pengamat ekonomi Faisal Basri. Faisal menyebutkan harga minyak dunia yang melambung tinggi membuat subsidi BBM dalam negeri bertambah, sehingga membuat APBN membengkak. BBM subsidi khususnya pertalite juga banyak dinikmati rata-rata oleh orang yang dikategorikan mampu.
"Subsidi yang diberikan pemerintah hari ini sudah cukup banyak, artinya lebih baik di alokasikan kepada pendidikan atau pun kesehatan," kata Ahmad mengutip pernyataan Faisal Basri. Antara
Berita Terkait
-
Cair! Cara Daftar Bansos Mandiri Lewat HP, Anti Ribet!
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Pemerintah Berencana Ubah Subsidi BBM Menjadi BLT
-
Bansos di Jakarta Merosot Selama 2 Tahun, Legislator PKS Suhud Curiga Dipolitisir: Masalah Ini Harus Clear!
-
Budiman Sudjatmiko: Pengentasan Kemiskinan Lebih dari Sekadar Bansos
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Kasus Korupsi BP2TD Mempawah Terus Berjalan, Polda Kalbar Pastikan Tidak Mandek
-
2 Kios di Sungai Kakap Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
-
Ibu di Sambas Diduga Membunuh Bayi Baru Lahir, Kasus Terbongkar di Puskesmas
-
Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas di Parit Kubu Raya, Diduga Tenggelam Karena Tidak Bisa Berenang
-
Jual Pacar via MiChat, Pria di Singkawang Ditangkap Polisi