Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 27 Oktober 2022 | 09:05 WIB
Ilustrasi cek obat BPOM online (Dok: Istimewa)

SuaraKalbar.id - Dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K) mengatakan, pemberian antibiotik tak rasional misalnya tidak sesuai indikasi, durasi maupun dosis dapat mengganggu pertumbuhan atau perkembangan sistem imun tubuh dan perkembangan otak anak.

Oleh karena itu, dalam webinar "Bicara Gizi" yang digelar oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia dengan topik "Maksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Daya Tahan Tubuh dan Stimulasi yang Tepat", dirinya melarang orang tua langsung memberikan antibiotik pada anak yang demam tanpa adanya indikasi.

"Penggunaan antibiotik tidak rasional akan mengganggu perkembangan sistem imun. Kalau sistem imun terganggu maka akan mengganggu perkembangan otak," katanya, dikutip Rabu (26/10/2022).

Menurutnya, kita harus hati-hati dan waspada dalam penggunaan antibiotik, apalagi akhir-akhir ini di negara India ada fenomena superbugs.

Baca Juga: Berapa Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan Tubuh Mulai Bayi hingga Dewasa?

"Jadi bakteri-bakteri itu sudah resisten terhadap penggunaan antibiotik," ujarnya.

Menurut Molly, antibiotik akan merusak struktur mikrobiota komensal atau makhluk hidup yang tidak bersifat merugikan bahkan membunuhnya.

Dampak lainnya pada tubuh akibat penggunaan antibiotik tak rasional yakni terjadinya resistensi terhadap jenis antibiotik tertentu.

Umumnya, kata Molly, petugas kesehatan meresepkan antibiotik pada kondisi infeksi yang sudah terkonfirmasi akibat bakteri berdasarkan hasil pemeriksaan.

Antibiotik yang diberikan berdasarkan indikasi, dosis yang disesuaikan dengan berat badan, usia, gejala anak untuk mengatasi gejala infeksi tertentu.

Baca Juga: Cegah Kasus Gagal Ginjal Akut Makin Meluas, Menkes Minta BPOM Tes Kualitas Produksi Obat

Pada infeksi bakteri yang tidak begitu berat, umumnya, pemberian antibiotik tidak akan lama, yakni lima sampai tujuh hari.

"Kalau pemberiannya sesuai maka tidak akan mengganggu keragaman, jumlah mikrobiota di dalam usus, sehingga tak akan ganggu daya tahan tubuh anak. Setelahnya, mikrobiota yang didapat dari makanan sehari-hari akan ada lagi," ujar Molly. Antara

Load More