SuaraKalbar.id - Ritual Nyobeng merupakan tradisi yang masih tegak dan dijaga oleh masyarakat Suku Dayak Bidayuh di daerah Kampung Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Ritual ini bukan sekadar upacara, melainkan suatu ekspresi syukur dan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ‘Tipaiakng’ dalam bahasa Suku Dayak Bidayuh. Mengusung makna yang dalam, Ritual Nyobeng mencerminkan kearifan lokal dan sejarah panjang perjalanan Suku Dayak Bidayuh di wilayah ini.
Asal-usul dan Makna Ritual Nyobeng
Ritual Nyobeng berasal dari kata Nibakng atau Sibang, yang memiliki arti kegiatan ritual yang besar dan penuh makna.
Ritual ini tidak sembarangan dilaksanakan, melainkan dipandu oleh tahapan-tahapan khusus. Nibakng terbagi menjadi dua pengertian utama.
Pertama, sebagai kegiatan tahunan terbesar untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tipaiakng, atas berkat panen padi yang melimpah bagi masyarakat Suku Dayak Bidayuh.
Kedua, sebagai ritual penghormatan terhadap kepala manusia yang dihasilkan dari tradisi mengayau, dengan tetap mengutamakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Tahapan-tahapan dalam Ritual Nyobeng
1.Paduapm: Memanggil Roh Leluhur
Ritual dimulai pada pukul 04.00 subuh di rumah Baluk yang dipimpin oleh ketua adat. Tahap awal disebut Paduapm, yang berarti memanggil atau mengundang roh-roh leluhur untuk turut hadir dalam ritual Nyobeng. Pada tahap ini, izin dan restu dari leluhur diharapkan sebelum ritual dilanjutkan.
2.Penyambutan Tamu: Simbol Kehormatan dan Kesucian
Ritual penyambutan tamu adalah bagian yang penuh makna. Ketua adat bersiap dengan sesajian, dan tamu harus menjalani ujian dengan melemparkan anjing dan ayam ke udara. Tamu harus menebas keduanya dengan Mandau hingga mati. Ini adalah simbol dari keberanian dan penghargaan terhadap hidup.
3.Ritual Pepasan: Ujian Kehati-hatian Tamu
Ritual pepasan di mana tamu harus menginjak buah kundur dan batang pisang yang telah dibelah, menandakan kehati-hatian mereka. Diikuti dengan melemparkan telur ayam, dan jika telur pecah, tamu dianggap datang dengan tulus.
4.Tarian Simaniamas: Penghormatan untuk Para Pembela Tanah Leluhur
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
Terkini
-
Hadir di Medan, Regional Treasury Team BRI Tawarkan Solusi Keuangan Lengkap bagi Dunia Usaha
-
Hari Sungai Sedunia, BRI Satukan Generasi Muda Jaga Sungai Jaga Kehidupan
-
BRImo Naik Daun! 43,9 Juta Pengguna Nikmati Layanan Digital BRI
-
Kopi Toejoean Manfaatkan Biji Kopi Nusantara Lokal Maupun Distributor
-
Naik Kelas, UMKM Fashion Bandung Makin Dikenal Lewat Rumah BUMN BRI