Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 21 September 2020 | 13:35 WIB
Barang bukti pemerkosaan. [beritajatim]

SuaraKalbar.id - Malang nian nasib seorang gadis berusia 8 tahun ini. Gadis yang masih sekolah sekolah dasar ini diperkosa 4 lelaki sekaligus dengan bergiliran.

Lebih mirisnya, pelaku pemerkosaan adalah pelajar. Mereka masih SD, SMP dan SMA.

Dua pemerkosa di antaranya masih ada hubungan keluarga dengan sang gadis.

Pilu itu terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Baca Juga: Ayah Paksa Anak Tiri Layani Nafsunya, Jika Tak Mau Ibu Diancam Bunuh

Ayah korban, MM bercerita peristiwa yang mengagetkan keluarga itu ketahuan saat teman anaknya I melapor kepadanya bahwa teman korban yang lain ditarik celananya.

Dia pun segera memastikan hal itu kepada anaknya.

Sang gadis mengaku justru yang melakukan adegan layaknya orang dewasa itu adalah si pelapor.
Bahkan korban mengaku diperkosa oleh tiga orang pelajar mulai dari siswa SD, SMP hingga siswa SMA.

"Di mobil saya tanya, mengakunya tiga orang, dua orang sepupunya sendiri F dan I dan 1 orang (R) teman mainnya," ungkap ayah korban saat ditemui di salah satu Warkop di Kendari, Senin (21/9/2020).

Setelah mendengar itu, keluarga korban lalu melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resort (Polres) Kendari.

Baca Juga: Ditipu Lowongan Kerja, Perempuan Diperkosa Banyak Lelaki di Depan Suami

Laporan polisi tersebut tertuang dalam pengaduan, nomor: B/761/IX/2020/Polres Kendari, tertanggal 16 September 2020.

Keesokan harinya, korban lalu melakukan visum et repertum di Rumah Sakit Bhayangkara.

Hasil visum terungkap pelaku pencabulan lebih dari tiga orang. Anak itu juga baru bercerita kalau ada seorang lagi yang melecehkan dia yakni berinisial Y.

"Katanya, dia dipaksa berhubungan di rumah neneknya, satu kali di rumah R dan selebihnya di tempatnya ia bermain. Kejadian paling lama itu bulan lalu, tapi menurut dokter ada sisa sperma beberapa hari yang lalu," tambahnya.

Ayah korban meminta kepada polisi agar kasus ini segera diusut. Sebab, korban sering mengalami gangguan psikologis, kadang merenung dan menyendiri.

"Dia juga kadang mengeluh sakit ketika buang air kecil. Kami juga berharap agar anak saya diberi pendampingan secara psikologis," tutup dia.

Terpisah, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Kendari AKP Gede Pranata Wiguna membenarkan mengenai laporan tersebut.
Kasus ini tengah diusut oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA).

“Saat ini penyidik PPA masih menunggu pihak korban untuk dimintai keterangan,” jelas AKP Gede Pranata Wiguna saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Senin (21/9/2020).

Load More