Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 14 Oktober 2020 | 15:22 WIB
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. (Suara.com/Eko)

SuaraKalbar.id - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meminta semua sekolah di Kalbar kembali ditutup. Selain itu pembelajaran tatap muka yang berlangsung di sekolah dihentikan.

Hal ini lantaran meningkatnya kasus dan perubahan zona yang terjadi di Kalbar.

Sutarmidji menegaskan bagi daerah yang sedang berada di zona orange untuk tidak dapat melakukan pembelajaran tatap muka.

“Sekarang kalau orange tak boleh,kuning pun kalau tak siap tak usah dulu,” ujar Sutarmidji kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).

Baca Juga: SDN Murung Sari 5 Jadi Sekolah Protokol COVID-19 di Hulu Sungai Utara

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji temui pendemo di halaman kantor Gubernur Kalbar,Jumat (9/10/2020). (Suara.com/Eko Susanto)

Pontianak sudah tidak dilaksanakan. Akan tetapi, jika Kota Pontianak sudah kembali zona kuning maka akan disiapkan kembali dengan sistem yang lebih ketat.

“Saye di Kote jak sementara diistirahatkan. Tapi nanti kita lihat kalau kota sudah berubah kuning ya bolehlah. Tapi kita siapkan, nanti mobuler nya ada pembatas sehingga kita meninimalisir perbaikan-perbaikan itu dan jangan sampai ada klaster sekolah,” terangnya.

“Saya terus terang ada satu tempat, saya nggak sebut Kabupatennya, ada satu sekolah ada empat atau lima anaknya yang positif. Nah yang ini saya lihat betul berarti sekolah nggak siap jadi stop aja dulu. Jangan paksakan,” ungkapnya.

Gubernur Kalbar Sutarmidji. [Suara.com]

Sutarmidji juga menyayangkan adanya Play Group atau Paud yang ingin melakukan pembelajaran tatap muka.

“Ada juga Playgroup dan Paud nggak mau melaksanakan, gimana lah itu? Anak-anak bisa dipaksa pakai masker. Kalau lima tahun ke bawah itu, mana dia betah? Apalagi masih nyusu
disuruh pakai masker,” tuturnya.

Baca Juga: Denny Siregar Singgung Gubernur Muka Dua, Siapa yang Dimaksud?

Bang Midji, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa untuk SMA dan SMK dirinya sudah melarang untuk dilakukannya pembelajaran tatap muka.

“Harusnya tidak lagi. Kalau SMA dan SMK saya sudah larang. Kalau masih ada ya tanggung sendiri,” tukasnya.

Load More