SuaraKalbar.id - Beberapa hari sebelum ditembak mati, Nikita Tomar ditelepon pembunuhnya, Tauseef. Mereka mengobrol selama 16 menit.
Nikita ditembak mati oleh lelaki yang mengaku mencintainya. Namun cinta itu ditolak karena Nikita lebih memilih lelaki lain.
Kejadian ini di Ballabgarh Faridabad, India pada tahun 2018. Pembunuhan ini pun disidangkan baru-baru ini. Di pengadilan Tauseef mengakui semua tuduhan pembunuhan itu.
Nikita dihubungi Tauseef malam hari sekira tanggal 24-25 Oktober. Percakapan telepon antara Nikita dan Tauseef berlangsung selama lebih dari 1.000 detik atau sekira 16 menit.
Keesokan harinya, pembunuhan terjadi. Nikita ditembak mati di kampusnya sendiri. Aksi penembakan itu dilakukan siang hari, saat orang wara wiri di kampus tempat Nikita kuliah.
Nikita tewas seketika setelah ditembak. Nikita mengalami luka sangat parah.
Setelah membunuh Nikita, Tauseef langsung kabur menggunakan mobil. Sementara mayat perempuan berusia 21 tahun itu dibiarkan terkapar di kampus.
Pembunuhan Nikita Tomar menggegerkan seisi kampusnya di Ballabgarh Faridabad, India. Orang-orang tak menyangka seorang mahasiswa dibunuh dengan sadis.
Pengakuan dari keluarga, Tauseef sebenarnya pernah melakukan pelecehan seksual ke Nikita. Lalu keluarga Nikita melaporkannya ke polisi. Tauseef pun ditangkap pada tahun yang sama, 2018.
Baca Juga: Nassar Akui Pernah Seks dengan Nenek-nenek
Tauseef melakukan pelecehan seksual untuk bisa menikahi Nikita. Cerita ini terungkap dari saudara Nikita.
Tapi begitu Tauseef ditangkap polisi, keluarga Nikita mencabut kasus pelecehan seksuai itu. Masalah selesai di antara keluarga saja.
"Kami mendaftarkan kasus terhadap terdakwa pada tahun 2018. Dia telah melecehkan saudara perempuan saya untuk menikah dan menculiknya sehingga kami mengajukan gugatan terhadapnya. Polisi telah menangkapnya pada hari yang sama dan setelahnya," kata saudara lelaki Nikita kepada India Today TV.
Sekarang, Tauseef pun mengaku membunuh Nikita karena balas dendam. Gara-gara ditangkap, Tauseef tidak bisa meneruskan kuliah kedokteran.
"Saya tidak bisa belajar kedokteran karena saya ditangkap. Dan karenanya saya membalas dendam," kata Tauseef.
Tag
Berita Terkait
-
Pelaku Pembunuhan Istri Pegawai Pajak Manokwari Ternyata Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank
-
Detik-detik Istri Pegawai Pajak Manokwari Ditemukan di Septic Tank, Anjing Pelacak Sempat Gagal
-
Live dari Dalam Penjara, Nikita Mirzani Kembali Edukasi soal Skincare
-
Mahasiswa Musafir Tewas Dikeroyok di Masjid Sibolga: Kemenag Murka, Minta Pelaku Dihukum Berat
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Konsistensi BRI Salurkan BLTS, KUR, dan Dukung Program MBG hingga FLPP Wujudkan Kesejahteraan Rakyat
-
VinFast: Ketika Kendaraan Listrik Bersenyawa dengan Kehidupan, Membangun Masa Depan Berkelanjutan
-
BRI Pertimbangkan Buyback untuk Perkuat Nilai dan Kinerja Berkelanjutan
-
BRI Dorong Ekonomi Hijau Lewat Pameran Tanaman Hias Internasional FLOII Expo 2025
-
BRI Hadirkan Semangat Baru di USS 2025: The Name Got Shorter, The Vision Got Bigger