Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Jum'at, 15 Januari 2021 | 14:55 WIB
Isak tangis keluarga Ihsan, korban Sriwijaya Air di rumah duka di Pontianak. (Suara.com/Ocsya Ade CP)

SuaraKalbar.id - Beberapa korbanS Sriwijaya Air jatuh sudah dipulangkan ke rumah duka untuk segera dimakamkan.

Jika tidak ada halangan, rencananya besok Sabtu (16/1/2021), korban atas nama Ihsan Adhlan Hakim akan dipulangkan ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

"Besok (Sabtu 16 Jan2021) dibawa ke Pontianak (dengan kondisi yang ada). Kalau nanti ada ditemukan (body part) lagi, lain cerita lagi," jelas M Nasir, ayah Ihsan saat ditemui di rumah duka Jalan Tabrani Ahmad, Gang Ikrar, No 41, Pontianak Barat, Jumat siang.

Ihsan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Usianya kini memasuki 33 tahun. Lelaki dengan nama sapaan Keymol ini menikah dengan Putri Wahyuni Effendi (25) pada 7 Maret 2020 di Pekanbaru.

Baca Juga: Daftar Nama 12 Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Berhasil Diidentifikasi

Selama ini, kata Nasir, Ihsan bersama istrinya tinggal di Jakarta Timur. Rencananya, April 2020 silam, mereka akan mengadakan resepsi atau ngunduh mantu di Pontianak. Namun terhalang karena pandemi Covid-19.

Pada akhirnya ngunduh mantu direncanakan pada 16 Januari 2021, besok, di Pontianak Convention Center (PCC).

"Karena mau direncanakan acara ngunduh mantu itu, jadi Ihsan balik ke Pontianak bersama istrinya, Putri Wahyuni," kenang Nasir.

Unggahan Putri dan Ihsan, penumpang Sriwijaya Air yang jatuh. (Instagram/@putriwahyunieeffendie)

Terbang ke Pontianak, Ihsan dan istrinya menumpangi pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu pekan lalu.

Ihsan kini sudah teridentifikasi. Kamis malam, pihak DVI dan Sriwijaya Air sudah menginformasikan dan meminta keluarga untuk datang ke Jakarta. Perwakilan keluarga pun, kata Nasir, sudah ada yang ke Jakarta yakni saudara kandung Ihsan.

Baca Juga: 12 Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Polri Terus Bekerja

"Ihsan sudah teridentifikasi. Namun kemungkinan jasad tidak utuh. Untuk istrinya Putri Wahyuni hingga kini masih belum teridentifikasi," kata Nasir.

Ia berharap tidak ada halangan dalam proses pemulangan jenazah sang anak dan identifikasi sang menantu. Ia pun menyadari, tim pencarian sedang bekerja keras di lapangan.

"Saat ini masih terus dirapatkan apakah proses pencarian akan terus dilanjutkan atau tidak. Karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, tim pencarian sudah bekerja keras tapi sulit," ujarnya.

36 kantong mayat isi potongan tubuh korban dan satu kantong serpihan pesawat Sriwijaya Air ditemukan petugas. (Suara.com/Arga)

Pihak keluarga, lanjut Nasir, mengapresiasi Pemerintah Kota Pontianak, maskapai Sriwijaya Air, dan Jasa Raharja. 

"Jasa Raharja sudah memberikan santunan bagi korban atas nama Yohanes Suherdi, Supriyanto, Riko dan Ihsan Adhlan Hakim. Dari ke empat korban tersebut ada yang ahli warisnya berada di Jakarta yakni Riko. Penyerahan secara simbolis dilakukan di Jakarta," tutur Kepala PT Jasa Raharja Cabang Kalimantan Barat, Regy S Wijaya usai memberikan santunan.

Bagi keempat korban tersebut, sambung dia, telah diserahkan santunan masing-masing Rp50 juta. Proses pendataan korban pun saat ini terus dilakukan.

"Secara keseluruhan ada 58 korban. Untuk di Provinsi Kalimantan Barat ada 20 ahli waris dan dua masih belum teridentifikasi. Enam diantaranya sudah diberikan santunan. Dua yang asal NTT juga masih terus diselidiki oleh pihak terkait," tutupnya.

Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jenis Boeing 737-500 ini hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki. 

Sebelum berangkat, pesawat ini sempat mengalami delay dari jadwal seharusnya karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.

Dari jumlah tersebut, terdapat 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Kontributor : Ocsya Ade CP

Load More