Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Sabtu, 16 Januari 2021 | 14:55 WIB
Petugas DVI Polri menata kantong jenazah berisi bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraKalbar.id - Salah satu korban Sriwijaya Air SJ 182 asal Kalimantan Barat (Kalbar), Agus Minarni dipulangkan.

Jenazah akan diterbangkan dari Jakarta ke Pontianak, Sabtu (16/1/2021) siang menggunakan maskapai Sriwijaya Air SJ 186

Jenazah dijadwalkan tiba di Bandara Supadio sore hari. Selanjutnya akan dilakukan prosesi serah terima oleh Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bagian Humas dan Protoko; Setda Kabupaten Mempawah, Rizal Multiadi.

Baca Juga: Update Sriwijaya Air SJ182, 17 Korban Berhasil Dikenali

"Estimasi landing pada Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 16.05 WIB dan disambut GubernurS Sutarmidji di Bandara Supadio," ungkap Rizal seperti dikutip dari Suarakalbar.co.id (jaringan Suara.com,)

Seusai serah terima, kata dia jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka di Desa Sengkubang, Kecamatan Mempawah Hilir.

“Baru kemudian, jenazah dibawa ke Masjid Rayyana Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang untuk dishalatkan,” jelasnya.

“Insya Allah, jenazah almarhumah malam ini juga akan langsung dimakamkan di Kompleks Pemakaman Keluarga di Desa Sengkubang,” sambungnya.

Agus Minarni dan keluarga. (Suarakalbar.co.id/ist)

Almarhumah Agus Minarni, yang kerap disapa Bu Ustadzah atau Bu Hajah, merupakan Guru SMAN 1 Mempawah Hilir.

Baca Juga: Tambah 5, Total 17 Korban Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Teridentifikasi

Agus Minarni salah seorang penumpang dalam musibah pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182. Ia di pesawat itu bersama suaminya Muhammad Nur Kholifatul Amin yang merupakan ustaz pengasuh di Pesantren Darussalam, Sengkubang, Mempawah.

Agus Minarni dan suami baru berpergian ke Jawa Timur untuk melayat mertuanya yang meninggal dunia pada bulan Desember lalu. Sekaligus menjenguk anak mereka yang bersekolah di Pesantren Gontor.

Namun, perjalanan udaranya terhenti di perairan Kepulauan Seribu lantaran pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.

Load More