SuaraKalbar.id - Memanasnya konflik internal di Partai Demokrat yang belakangan menjadi perbincangan tak luput dari perhatian mantan kader partai berlambang mercy tersebut.
Salah satu mantan kader yang vokal bereaksi yakni Ruhut Sitompul. Diketahui, Ruhut dahulu dikenal sebagai politikus Demokrat, namun kini menyeberang ke PDI Perjuangan.
Ruhut buka suara atas polemik yang terjadi dalam partai yang pernah menaunginya. Dia menyoroti perpecahan di Partai Demokrat yang kini terbelah dua antara kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko selepas Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ruhut mengaku berkomentar dengan memposisikan diri sebagai mantan kader Partai Demokrat.
Ruhut berang dengan pihak-pihak yang dianggapnya intervensi mengenai kisruh Partai Demokrat.
Dia meminta pihak yang tidak mengerti akan konflik yang sebenarnya terjadi untuk diam dan tak menyeret nama Presiden Jokowi. Apalagi mendesak presiden untuk mencopot Moeldoko dari jabatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
"Tolong yang tidak mengerti permasalahan di Partai Demokrat tutup mulut jangan sok pintar apalagi coba-coba menyuruh Presiden RI ke 7 Bapak Jokowi memecat KSPnya Bapak Moeldoko," cuit Ruhut seperti dikutip SuaraKalbar.id, Selasa (9/3/2021).
Menurut pria 66 tahun itu, yang sedang terjadi di Partai Demokrat adalah karma. Namun, dia tak menjelaskan maksudnya lebih lanjut.
Dia akhir cuitannya, Ruhut menegaskan kalau tanggapan tersebut disampaikan oleh mantan karder Partai Demokrat yang dahulu menjadi 'anjing penjaga' SBY.
Baca Juga: Terungkap! Nazaruddin Penyandang Dana KLB Partai Demokrat di Deli Serdang
"Yang terjadi di PD ini karma. Yang bicara aku mantan kader PD yang waktu berjayanya sebagai anjing penjaga. Merdeka," tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Moeldoko terpilih sebagai ketua Umum Partai Demokrat periodel 2021-2026 versi KLB Deli Serdang. Hal itu memancing reaksi keras dari AHY dan loyalitasnya.
AHY mengklaim penetapan Moeldoko sebagai Ketum Demokrat ilegal dan inskonstitusional. Pihaknya pun menggelorakan perlawanan karena menolak gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
3 Orang Utan Kalimantan Dilepasliarkan di TNBBBR
-
Realisasi PBB-P2 Singkawang hingga Desember 2025 Baru Mencapai 38 Persen
-
Bandara Supadio Pontianak Proyeksikan Peningkatan 14 Persen Penumpang di Momen Nataru
-
BI Buka Layanan Penukaran Uang di Sejumlah Gereja di Kalbar Jelang Natal 2025, Berikut Lokasinya
-
Pemkot Pontianak Gelar Pasar Murah, 3.500 Paket Sembako Disiapkan