Scroll untuk membaca artikel
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Selasa, 16 Maret 2021 | 11:34 WIB
Ilustrasi seorang lelaki begadang atau kerja lembur di kantor. (Shutterstock)

Khususnya, gen yang terkait dengan perbaikan DNA menunjukkan ritme berbeda ketika bekerja shift siang dan akan kehilangan ritmenya ketika bekerja shift malam.

Kemudian, para peneliti melihat konsekuensi dari perubahan ritme gen terkait kanker. Mereka menemukan bahwa sel darah putih yang diisolasi dari darah peserta shift malam menunjukkan lebih banyak bukti kerusakan DNA, dibandingkan dengan partisipan yang bekerja shift siang.

Setelah memaparkan sel darah putih yang terisolasi ke radiasi pengion pada dua waktu berbeda dalam sehari, para peneliti menemukan sel yang dipancarkan di malam hari menunjukkan adanya peningkat kerusakan DNA.

Artinya, sel darah putih dari peserta shift malam lebih rentan terhadap kerusakan eksternal akibat radiasi, yang menjadi salah satu faktor risiko kanker.

Baca Juga: Mengira Keguguran, Wanita Hamil Ini Rupanya Alami Gejala Kanker Usus Besar

"Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa jadwal shift malam membuang waktu ritme gen terkait kanker dengan cara mengurangi keefektifan proses perbaikan DNA tubuh saat paling dibutuhkan," kata Jason McDermott, seorang ilmuwan komputasi dari Divisi Ilmu Biologi Laboratorium Nasional Pacific Northwest.

Selanjutnya, langkah para peneliti melakukan eksperimen yang sama dengan pekerja shift di dunia nyata yang bekerja shift siang dan malam.

Jika hasil penelitian pada pekerja shift malam dan siang di dunia nyata menunjukkan hasil sama. Maka, temuan ini bisa digunakan untuk mengembangkan pencegahan dan obat-obatan yang mengatasi perbaikan DNA.

Load More