Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Minggu, 13 Juni 2021 | 12:05 WIB
Perajin rotan Kampung Kreatif Jagoi Kindau, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. (Antara/Dedi)

SuaraKalbar.id - Perajin bidai rotan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat mengeluh sulit menembus pasar ekspor.

Mereka para perajin rotan di Desai Jagoi di Perbatasan RI-Malaysia mengaku mengalami sejumlah kendala semenjak pandemi.

Hal itu disampaikan Ketua Koperasi Bung Topui Ahau Kandoh.

"Selain susah menembus pasar internasional, hambatan lainnya adalah penyediaan bahan baku yang mesti didatangkan dari luar negeri," ujarnya kepada Antara.

Baca Juga: Biaya Kontainer Melejit 300 Persen, Produk Ekspor Mebel DIY Menumpuk di Gudang

Atas kondisi ini, ia meminta agar pemerintah pusat memberikan solusi atas kondisi ini.

"Berharap perhatian semua pihak terutama dari pemerintah,"katanya.

Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis melakukan kunjungan dan melihat proses pembuatan kerajinan bidai rotan, Sabtu (12/6/2021) kemarian.

Pengrajin rotan tengah menganyam. (dok. Selo Agro)
Pengrajin rotan tengah menganyam. (dok. Selo Agro)

Ia berharap pemerintah daerah melalui dinas dapat mendukung baik dari sisi bahan baku, proses pemasaran, hingga akses izin ekspor impor.

"Selain itu produknya perlu manfaatkan peluang Pasar Tradisional PLBN Jagoi Babang," ucapnya.

Baca Juga: Nama PRT Istri Edhy Prabowo Dicatut buat Beli Vila, Kerjaan Sugianto Cuma Kasih Makan Ikan

Menurutnya koperasi yang sudah berdiri sejak lama dan masih bisa bertahan di masa pandemi Covus-19 itu akan disiapkan areal 100 hektare untuk menanam rotan.

Load More