SuaraKalbar.id - Jokowi-Prabowo menang Pilpres 2024, hal itu hasil keyakinan dari Penasehat Seknas Jokowi Prabowo (JokPro) 2024, M Qodari. Qodari pun pede hal itu berdasarkan survei yang dia pelajari di Inggris.
Suara arus bawah mengatakan demikian. Sebagai salah satu contoh yang menguatkan, adalah hasil survei yang dilakukan SRMC terhadap pemilih di PDIP.
Data menunjukkan kalau 66 persen pemilih PDIP mendukung Jokowi 3 periode. Angka itu belum ditambah dengan kegiatan kampanye yang bakal digulirkan 6 bulan sampai 1 tahun ke depan.
Dia meyakini bisa jadi pemilih PDIP yang mendukung Jokowi 3 periode termasuk berdampingan dengan Prabowo sebanyak 90 persen.
“Begini. Dulu, jelang tahun 2014 teman saya Budi Ari Setyadi membentuk lembaga namanya Projo, mengusulkan Pak Jokowi sebagai calon presiden. Dia langsung kena marah oleh Sekjen PDIP, dari DPP. Tapi kenyataannya apa, akhirnya Pak Jokowi yang dicalonkan. Malah kemudian Pak Tjahjo Kumolo, Sekjen yang marahi Budi tadi jadi menteri dua kali,” kata dia disitat Apa Kabar Indonesia, Selasa (22/6/2021).
“Saya sudah melakukan studi di Inggris, banyak buku saya baca. Satu kalimat saya ingat, politisi itu akan ikut apa kata rakyatnya. Kalau dia lawan, maka putuslah dia,” jelasnya.
Untuk mengejar ini, dirinya akan mengejar sosialisasi demi mengejar 9 atau 10 persen lagi.
Adapun alasan Qodari ngotot ingin usung Jokowi-Prabowo di 2024 karena dia tak mau pada kampanye 2024 mendatang dijadikan ajang propaganda hoaks, yang dapat membuat masyarakat terbelah.
Sehingga, dalam istilahnya, cebong akan keluar taringnya, dan kampret akan keluar cakarnya. Sehingga membuat rakyat akan menjadi korban.
Baca Juga: Anggota DPD Tolak Calon Dubes Arab Saudi Usulan Presiden Jokowi, Ini Alasannya
“Insya Allah bisa, yakin. Ini demi menyehatkan demokrasi,” kata Qodari.
Dia juga memaklumi banyaknya pakar tata hukum yang menolak isu Jokowi 3 periode. Karena banyak pakar hukum berpedoman pada Pasal 7.
Padahal pada pasal 37, disebutkan kalau UUD diperbolehkan dilakukan perubahan. Dan bahkan UUD hingga kini sudah dilakukan perubahan sebanyak 4 kali.
“UUD itu bukan kitab suci, jadi bisa diubah,” katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
3 Orang Utan Kalimantan Dilepasliarkan di TNBBBR
-
Realisasi PBB-P2 Singkawang hingga Desember 2025 Baru Mencapai 38 Persen
-
Bandara Supadio Pontianak Proyeksikan Peningkatan 14 Persen Penumpang di Momen Nataru
-
BI Buka Layanan Penukaran Uang di Sejumlah Gereja di Kalbar Jelang Natal 2025, Berikut Lokasinya
-
Pemkot Pontianak Gelar Pasar Murah, 3.500 Paket Sembako Disiapkan