Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 13 Juli 2021 | 09:17 WIB
Tugu Khatulistiwa Pontianak (Suara.com/Dinda)

King Baba terbuat dari bahan kulit kayu tanaman ampuro atau kayu kapuo. Untuk hiasan, biasanya laki-laki adat suku Dayak di Kalimantan Barat akan menyelipkan sehelai bulu burung enggang, senjata tradisional berupa mandau dan perisai, yang dulunya digunakan untuk berperang.

Sehingga pakaian adat Kalimantan Barat juga dikenal dengan nama pakaian perang.

Pakaian Adat Perempuan

Sama halnya dengan pakaian adat lelaki Dayak, wanita Dayak mengenakan perlengkapan antara lain penutup dada, stagen, kain bawahan, dengan hiasan seperti kalung manik-manik, serta hiasan bulu burung Enggang di kepalanya.

Baca Juga: Keunikan King Tompang, Baju Tradisional Kalimantan Barat

Beberapa perhiasan lain yang dikenakan adalah seperti, gelang atau jerat tangan yang dibuat dari pintalan akar tanaman tunggang yang digunakan sebagai lambang penolak bala.

Kemudian kalung dari bahan-bahan akar seperti akar kayu atau kulit (tulang). hewan sebagai penangkal gangguan dari roh-roh halus, terutama sering dikenakan pada bayi.

Oleh masyarakat Dayak kedua jenis pakaian ini selalu dikenakan baik saat menjalani aktivitas harian seperti, bertani, berburu, atau saat melakukan upacara adat.

Selain kedua pakaian adat tersebut terdapat Bulang Buri, dan King Buri yang terbuat dari buri atau kulit kerang laut.

Pakaian Indulu Manik yaitu pakaian adat Kalimantan Barat dengan tempelan manik-manik, dan yang terakhir adalah Buang Kuureng merupakan baju kurung dengan lengan panjang berbahan kain beludru.

Baca Juga: Fakta Sejarah Kesultanan Pakunegara dari Tayan Hilir, Kalimantan Barat

Kontributor : Kiki Oktaliani

Load More