SuaraKalbar.id - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan program vaksinasi berjalan lambat di Indonesia karena rumitnya sistem administrasi pendaftaran vaksin.
JK meminta agar sistem pendaftaran vaksin dibuat sederhana. Sebagaimana halnya yang dilakukan beberapa negara.
Dimana orang hanya perlu datang ke sentra vaksin tidak perlu menyertakan banyak persyaratan seperti harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu via online.
JK meminta pemerintah tidak usah khawatir ada masyarakat yang melakukan kecurangan menerima vaksin, karena menerima vaksin berbeda dengan menerima bantuan. Dimana kemungkinan masyarakat untuk menerima bantuan sembako secara dobel selalu terbuka.
Untuk itu harus betul-betul diverifikasi. Namun untuk menerima vaksin, JK yakin tidak akan ada masyarakat yang curang untuk menerima vaksin berulang kali.
Hal tersebut disampaikan JK saat memberi sambutan pada acara vaksinasi Covid-19 oleh Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (UNHAS) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, PMI, Dinkes DKI serta Nindya Karya di Gedung Nindya Karya Jalan MT Haryono Kav 22 Cawang Jakarta Timur, Minggu 29 Agustus 2021.
"Saya sudah menyampaikan ke Pak Menteri bahwa yang menyebabkan keterlambatan karena terlalu ribet administrasinya. Coba lihat di luar negeri, orang cukup datang saja bawa kartu langsung disuntik kalau kita harus daftar online dulu kemudian dicek lalu direkap setelah itu dipanggil dan itu memakan waktu. Dan ini orang yang tidak punya smartphone tidak mudah untuk mendaftarkan diri."
"Saya selalu bilang vaksin itu beda dengan pembagian sembako. Kalau pembagian sembako orang mau saja menerima sembako sampai 5 kali sehari. Untuk itu harus diverifikasi. Kalau vaksin tidak ada orang yang mau divaksin sampai 2 kali dalam sehari, 2 kali sebulan pun orang harus dibujuk dulu supaya mau. Jadi jangan khawatir ada kecurangan dalam menerima dosis vaksin," jelas JK.
Hal lain yang menyebabkan keterlambatan vaksin di Indonesia menurut JK karena kurangnya tenaga kesehatan yang bersertifikasi.
Baca Juga: Pusat Perbelanjaan Sudah Diibuka Lagi, Heroe Minta Warga Tetap Waspadai Penyebaran Covid
Untuk itu JK meminta agar Kemenkes melatih dan menugaskan lebih banyak lagi tenaga kesehatan. Termasuk mereka yang sedang menempuh pendidikan.
"Hal lain yang memperlama vaksin adalah kurangnya nakes bersertifikasi. Uuntuk itu Kemenkes harus melatih itu dokter-dokter muda yang lagi sekolah, kan cuman menyuntik tidak perlu terampil-terampil amat. Karena bukan jaringan pembuluh darah yang disuntik hanya jaringan otot, mereka yang tingkat 3 pun bisa melakukannya setelah dilatih 1 - 2 hari," ujar JK.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Surabaya Heboh! Consumer BRI Expo Tawarkan KPR Super Ringan
-
Dukung Akses Keuangan Merata, BRI Andalkan 1 Juta AgenBRILink dengan Transaksi Rp1.145 Triliun
-
Hadir di Medan, Regional Treasury Team BRI Tawarkan Solusi Keuangan Lengkap bagi Dunia Usaha
-
Hari Sungai Sedunia, BRI Satukan Generasi Muda Jaga Sungai Jaga Kehidupan
-
BRImo Naik Daun! 43,9 Juta Pengguna Nikmati Layanan Digital BRI