SuaraKalbar.id - Latar belakang peristiwa G30SPKI. G30S PKI sebuah catatan kelam sejarah Indonesia. Peristiwa G30SPKI tentang pembantaian atas tujuh orang perwira tinggi.
Mereka dibuang ke dalam sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Paham komunis dari Tiongkok dan Rusia berkembang pesat pada era pasca kemerdekaan. Bahkan paham komunis juga masuk ke Indonesia.
Kemudian dibentuklah Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam waktu singkat, jumlah pendukung PKI mencapai 20 juta orang yang berasal dari berbagai golongan.
Jumlah anggota tersebut terbagi atas:
- 3,5 juta anggota PKI,
- 3,5 juta anggota perserikatan buruh
- 3 juta anggota gerakan pemuda
- 9 juta dari Barisan Tani Indonesia, serta para seniman, penulis, dan anggota Gerwani.
Soekarno merupakan presiden Indonesia yang mendapatkan dukungan penuh dari PKI. Soekarno pada masa kepemimpinannya menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin".
PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan beranggapan bahwa Soekarno mempunyai mandat untuk persekutuan konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama, dan Komunis yang dinamakan Nasakom.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal mengatasi masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak.
Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus naik, serta korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
Pada Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari sikap-sikap sektarian kepada angkatan bersenjata, menghimbau semua pengarang, dan seniman sayap kiri untuk membuat massa tentara subjek karya-karya mereka.
Baca Juga: Perempuan dan Propaganda terhadap Gerwani
Di akhir 1964 dan awal 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dengan polisi dan para pemilik tanah.
Meletusnya Peristiwa G30SPKI
Pada 1 Oktober 1965, meletuslah peristiwa G30S PKI. Pada dini hari, enam jenderal senior dan beberapa orang lain dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol.Untung.
Sementara itu, Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto mengadakan penumpasan terhadap gerakan PKI.
Isu Keterlibatan Soeharto di G30S PKI
Sampai saat ini, tidak ada bukti keterlibatan / peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan 7 jenderal dan pembunuhan mereka. Satu-satunya hubungan yang bisa dielaborasi hanyalah pertemuan Soeharto saat itu yang menjabat sebagai Pangkostrad atau Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat tidak membawahi pasukan, dengan kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat.
Tag
Berita Terkait
-
Review Film Fox Hunt: Kisah Nyata Penipuan 17,4 Miliar yang Penuh Aksi!
-
Jadi Pembicara Pertama di Forum Dialog Peradaban Global Beijing, Megawati Ingatkan Masalah Ini
-
Minta Hubungan RI-Tiongkok Ditingkatkan, Megawati Kenang Era Soekarno, Begini Ceritanya!
-
Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, DPR Ragukan Kemenbud?
-
Akhirnya DPR Turun Tangan Awasi Penulisan Ulang Sejarah Fadli Zon, Efektifkah?
Terpopuler
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
-
Gabung Dewa United, Pelatih Belanda Ogah Panggil Rafael Struick ke Timnas
-
Kenapa Rocky Gerung Akhir-akhir Ini Sering ke Riau? Ternyata oh Ternyata
Terkini
-
7 Tips untuk Orang Tua yang Anaknya Baru Masuk Sekolah Dasar
-
Drama Lucu Hari Pertama Sekolah di Pontianak: Tangis, Rebutan Kursi, hingga Strategi Orang Tua
-
Sadis! Dipukul Dayung Lalu Dibuang ke Laut: Begini Akhir Hidup Fidiansyah di Tangan Tetangga
-
Optimalkan Peran Satgas Medsos, Komdigi Gelar Bimtek di Kalbar
-
Ngaku Jadi Investor, Dua WNA Pakistan Dideportasi dari Pontianak