SuaraKalbar.id - Pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pemerintah kepada sekolah selama masa Pandemi Covid-19 secara otomatis membuat pelajar memiliki waktu yang lebih luang dibandingkan pembelajaran tatap muka (PTM).
Untuk memanfaatkan waktu luang tersebut, pelajar SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara pun berinisiasi mengisinya dengan menjadi pengendara ojek pangkalan.
Adalah Hendri Saputra yang kemudian memilih untuk mengisi waktu luang di sela pembelajaran dari rumah yang diterapkan dalam kurun waktu dua tahun belakangan.
“Tak malu, yang penting halal. Orang tua pun tidak mempermasalahkan saya ngojek. Selama tak ganggu jam belajar. Karena sekarang belajar masuk jam 7 pagi sampai jam 9 saja,” ungkap siswa kelas 10 seperti dikutip Insidepontianak.com-jaringan Suara.com pada Kamis (21/10/2021).
Dalam sehari ngojek, Hendri mengaku mendapat penghasilan bersih hingga Rp 30 ribu. Penghasilannya dari mengojek itu biasanya digunakan untuk keperluannya sehari-hari, sehingga tak bebankan orang tua.
Dia menceritakan, biasanya orderan yang sering didapat hanya di sekitaran Kecamatan Sukadana. Order tersebut, biasanya membeli makanan dan mengantar barang. Sedangkan ojek orang sendiri masih sangat minim.
“Uang didapat untuk jajan saja, jadi tidak minta uang sama orang tua lagi,” tuturnya.
Selama mengojek, dia menceritakan ada jam-jam tertentu yang menjadi waktu padatnya orderan. Dia mengemukakan, bisa mulai dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 21.00, bahkan saat musim penghujan.
“Pagi sama malam yang banyak orang order. Cuma kalau pagi saya ndak ambil order karena sekolah. Kalau malam lumayan ramai, apa lagi kalau hujan, orang malas keluar,” timpalnya.
Baca Juga: Telat Datang ke Kampus, Perjalanan Wanita ini Terganggu Hewan Tak Terduga
Diceritakannya, ada pengalaman menarik selama bekerja menjadi ojek online. Saat itu, dia pernah mendapat orderan perempuan sedang mabuk. Lucunya, saking teler berat si penumpang itu kerap salah memberikan uang bayaran.
“Sudah sempoyongan pas jalan. Saya bilang 25 ribu ngojeknya tapi dia beri uang 2 ribu. Saya bilang kurang, dikasi lagi 20 ribu. saya bilang kurang, soalnya 25 ribu. Baru lah dikasi uang pas,” tutur Hendri.
Karena tidak tergabung dalam jasa ojek online yang dikelola perusahaan besar, dia dan sesama ojek pangkalan kerap memasarkan jasanya melalui pesan WhatsApp. Profesi ini diikuti tujuh rekan lainnya, termasuk dirinya.
Tiga lainnya masih berstatus pelajar. Ia bersama rekan-rekan itu menamakan pekerjaannya ngojek mereka bernama Gorams drivers.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Harga Cabai Rawit di Sambas Makin Pedas, Pasokan Menipis Jadi Penyebab Utama
-
Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
-
4 Sunscreen Remaja Terbaik, Aman dan Ramah Uang Jajan
-
BGN Lakukan Penanganan Penuh Terkait Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01
-
BGN Ingatkan Mitra Yayasan Peduli Sekolah Penerima Manfaat