SuaraKalbar.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat (DPRD Kalbar) diminta menghentikan pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Keinginan itu diketahui sudah disampaikan Persatuan Peladang Tradisional Kalbar.
"Persatuan Peladang meminta agar pembahasan Raperda Pengendalian Karhutla dihentikan dan menolaknya. Untuk itu, kami sudah beberapa kali menyurati Pansus IV DPRD Kalimantan Barat yang saat ini tengah menggodok Raperda Pengendalian Karhutla itu," kata Sekretaris Persatuan Peladang Tradisional Kalbar Adrianus Adam Tekot di Pontianak seperti dilansir Antara pada Senin (1/11/2021).
Dia mengatakan, surat yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris Persatuan Peladang pada 21 Oktober 2021 tersebut, berisikan permintaan agar Pansus IV menghentikan pembahasan Raperda Karhutla.
Baca Juga: Jokowi Patok Harga Tes PCR Termahal Rp 300 Ribu, Anggota DPRD Kalbar: Harusnya Digratiskan
Dalam surat yang dilayangkan, Persatuan Peladang mengemukakan lima poin yang tertuang di dalamya.
Poin pertama, menyambut baik surat yang telah disampaikan Pansus IV DPRD Kalimantan Barat yang meminta masukan atas Raperda tentang Pengendalian Karhutla yang saat ini sedang dibahas.
"Namun demikian, akan baik bila disertakan dengan berkas DIM dan Naskah Akademiknya agar pihak manapun yang diminta untuk memberi masukan memperoleh informasi utuh mengenai argumentasi urgensi pembahasan Raperda Pengendalian Karhutla. Karenanya justru ada kesan pelibatan masyarakat sipil dengan meminta masukan terkesan kurang serius," tuturnya.
Kedua, mengharapkan perlindungan hukum dan hak-hak peladang dalam mengusahakan pemenuhan hak atas pangan (ekonomi), sosial dan budaya yang diusahakan. Produk hukum yang sungguh-sungguh berpihak kepada peladang dan masyarakat adat pada umumnya di daerah Kalimantan Barat.
Ketiga, dari muatan maupun substansi draf Raperda Pengendalian Karhutla, Persatuan Peladang Tradisional Kalbar memandang DPRD setempat belum memiliki niat baik memberikan kemerdekaan bagi peladang dalam mengusahakan ladang dengan berkearifan lokal dalam pemenuhan hak atas pangan yang selama ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat adat.
Baca Juga: 29 Ha Lahan Rawa dan Kebun Sawit Terbakar di Ogan Ilir
Keempat, pada Pasal 4 ayat 1 Raperda Karhutla menyebut 'Setiap orang baik sengaja maupun tidak sengaja, dilarang membakar dan/atau melakukan tindakan yang dapat menimbulkan kebakaran hutan dan/atau lahan' menegaskan larangan berladang karena tanpa pengecualian terkait kearifan lokal.
Sementara merujuk pada pasal 26 pada draf yang sama tentang ketentuan pidana, maka pasal empat tersebut dianggap pelanggaran yang diancam pidana kurungan dan denda.
"Pasal tersebut hanya salah satu saja dari beberapa isi dalam draf raperda yang bagi kami bermasalah. Hal ini juga bertentangan dengan pengecualian terhadap kearifan lokal sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 69 ayat 2 UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup," katanya.
Poin kelima, menyampaikan sikap menolak segala peraturan yang membahas maupun terkait dengan usaha berladang dengan kearifan lokalnya, namun tidak berpihak pada Peladang. Atas surat yang disampaikan Pansus IV.
"Kami meminta agar legislatif maupun Pemerintah Kalimantan Barat sungguh-sungguh berpihak kepada Peladang dengan memastikan pelaksanaan regulasi yang menjamin hak-hak dalam menjalankan usaha berladang," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Kebakaran Lahan di Gunung Rinjani, Jalur Pendakian Senaru Ditutup Sementara
-
Kapolres Siak Pimpin Rakor dan Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla
-
Pakai GeoAI untuk Pantau Hutan dan Karhutla, Indonesia Diapresiasi di Forum Internasional
-
BMKG Kirim Surat ke Jokowi, Peringatkan Potensi Kekeringan dan Karhutla
-
Wanti-wanti Menkopolhukam: El Nino Masih Terjadi Tahun Ini, Karhutla juga Berpotensi Meningkat
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Kecelakaan Tragis di Jalan Trans Kalimantan: Seorang Pengendara Motor Tewas di Tempat
-
Aston Pontianak Ajak Masyarakat Meriahkan Pilkada Serentak dengan Promo Menarik dan Tantangan Kreatif
-
Banjir Kembali Rendam Desa Darit Landak, Ketinggian Air Capai 80 Centimeter
-
Ngeri! Ngaku Lihat Pria Lain di Kamar Istri, Suami di Kalbar Ngamuk Bacok 3 Orang
-
Dirut BRI Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities