SuaraKalbar.id - Kenaikan harga minyak goreng memicu beragam respon dari sejumlah lapisan masyarakat di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), bahkan ada warga yang memilih mengkonsumsi sayur rebus.
Hal itu dilakukan oleh Ros (48), dimana dirinya mengatakan dalam situasi ini ia lebih memilih mengkonsumsi sayur yang direbus saja.
"Itulah jadinya susah mau masak ini mau goreng itu mendingan makan sayur rebus jak,” ujarnya, melansir suarakalbar.co.id-jaringan suara.com, Selasa (11/1/2022).
Dia juga mengatakan, belakangan ini ia dan keluarga lebih memilih menggunakan minyak goreng dengan harga lebih murah sebagai konsumsi.
“Milih yang murah jak,tapi sekarang bukannya murah lagi malah dah naik dulu Rp20 ribu per liter sekarang mau Rp 22 ribu, mungkin di kampung mau Rp 25 ribu naiknya," terang Ros.
Dirinya kemudian berharap, kedepan harga minyak goreng segera kembali normal sehingga dapat meringankan beban masyarakat.
Terutama bagi para pedagang makanan yang menjadikan minyak goreng sebagai kebutuhan utama dalam memasak.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Sekadau Jihon menyampaikan naiknya harga minyak goreng sejak akhir tahun 2021 hingga 2022 disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya membaiknya harga Crude Palm Oil (CPO).
"Faktor penyebab naiknya harga minyak goreng itu antara lain membaiknya harga Crude Palm Oil (CPO), naiknya harga minyak nabati dunia karena gangguan cuaca yang menekan tingkat produksi nabati,” ujar Jihon.
Baca Juga: Naiknya Harga CPO Disinyalir Menjadi Penyebab Minyak Goreng Mahal di Sekadau
Menurut penuturan Jihon, saat ini permintaan diesel untuk program B30 yang mewajibkan campuran 30 persen diesel dengan 70 persen bahan bakar minyak solar jadi penyebabnya.
Selain itu, turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil CPO terbesar di dunia dan adanya pandemi Covid-19 sebagai penyebab utama.
Berita Terkait
-
Naiknya Harga CPO Disinyalir Menjadi Penyebab Minyak Goreng Mahal di Sekadau
-
24 Siswa SD Hingga SMP di Sekadau Putus Sekolah Selama Pandemi
-
Apes! Harga Lagi Mahal, Minyak Goreng Milik Warganet Malah Dipakai Renang Hewan ini
-
Megawati Kritik Jokowi, Heran Harga Cabai dan Minyak Goreng Naik: Kok Klasik Amat Ya?
-
Persiapan Pelantikan Pengkab Perbakin Sekadau Capai 90 Persen
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Holding UMi Aktif Dampingi Pelaku Usaha Mikro Agar Naik Kelas
-
Perluas Jangkauan Kesehatan, BRI Peduli Salurkan Ratusan Unit Ambulans di Seluruh Indonesia
-
Selaras dengan Asta Cita, BRI Perkuat Ekonomi Desa Melalui Program Desa BRILiaN
-
Konsistensi BRI Salurkan BLTS, KUR, dan Dukung Program MBG hingga FLPP Wujudkan Kesejahteraan Rakyat
-
VinFast: Ketika Kendaraan Listrik Bersenyawa dengan Kehidupan, Membangun Masa Depan Berkelanjutan