Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 20 Januari 2022 | 21:50 WIB
Warga membeli minyak goreng dengan harga murah saat operasi pasar di Johar Baru, Jakarta, Senin (17/1/2022). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]

SuaraKalbar.id - Salah satu pengusaha gorengan yang berada di kawasan Jalan Podomoro, Kota Pontianak, Adityo mengeluh, harga minyak goreng yang didapatnya masih tinggi.

Meski mengaku sempat tahu bahwa pemerintah telah menyediakan minyak goreng satu harga, yaitu Rp 14 ribu per liter, namun Adityo mengaku tidak kebagian.

"Kemarin kan ada promo minyak di indomaret maupun Hypermart, tapi saya tidak kebagian karena antusias masyarakat lainnya banyak yang memborong minyak goreng sehingga saya tidak kebagian minyak tersebut," katanya Kamis malam (20/1/2022).

Dirinya menyebut jika kenaikan harga minyak goreng yang terjadi selama ini, berpengaruh terhadap omset yang ia dapatkan.

Baca Juga: Kesal Dibangunkan untuk Melaut, Mul Tega Jerat Leher Istri Hingga Tewas

"Harga minyak kemarin sempat melonjak 21 ribu perliternya, kemarin juga sempat ada minyak subsidi dari pemerintah yang harganya Rp. 14 ribu perliternya tetapi saya tidak kebagian minyak tersebut karena ramainya pembeli dari berbagai kalangan," ungkapnya.

Karena itu, Adityo mengaku dirinya hingga saat ini masih membeli minyak goreng dengan harga yang cukup tinggi

"Untuk itu, saya beli minyak goreng di pasar seharga Rp. 21 ribu per liternya, jadi mau tidak mau saya harus beli 2 liter seharga Rp. 41 ribu di pasar tradisional karena memang saya perlu minyak goreng untuk saya berjualan," terangnya.

Dirinya juga menyebut, jika dalam sehari dirinya bisa menghabiskan 1 sampai dengan 2 liter minyak goreng, tergantung banyak tidaknya pembeli yang datang.

"Sehari saya bisa menghabiskan 1 liter setengah itu pun pas harga minyak masih Rp. 28 Ribu per dua liternya, tetapi untuk sekarang saya hanya menggunakan 1 liter saja karena agar bisa menutup kebutuhan sehari-hari, ya taulah kan kalau gorengan nih tidak pasti dapat berapa-berapa perharinya, ya syukur alhamdulilah bisa mencukupi kebutuhan," terangnya.

Baca Juga: Jelang Imlek, Warga Tionghoa di Singkawang Belanja di Pasar Murah, Muslimin Berharap Bisa Sedikit Membantu

Dirinya berharap semoga harga minyak kembali normal, karena dirinya menyebut minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok yang digunakan setiap hari.

Sementara itu Setiawan Ary mengatakan jika dirinya mengetahui informasi pemberlakuan minyak goreng satu harga dari media elektronik.

"Saya sudah dengar informasi tersebut dari media elektronik, namun tanggapan saya masih biasa saja karna menurut saya ya terbilang mahal dengan harga 14ribu terlebih di masa pandemi penghasilan orang banyak berkurang sedangkan bahan pokok semua naik," tuturnya.

Meski minyak goreng satu harga sudah diberlakukan salah satunya di Kota Pontianak, khususnya di ritel-ritel modern, namun dirinya belum mendapat bagian minyak dengan harga demikian.

"Belum berkesempatan mendapat harga Rp. 14 ribu kehabisan saya, sehingga saya lebih memilih minyak goreng curah dengan harga yang lebih terjangkau," tambahnya.

Dirinya pun berharap adanya penurunan pada minyak goreng, berlaku pula untuk bahan pokok lainya.

"Harapan saya di masa pandemi ini minyak bisa lebih diturunkan kembali, tidak hanya minyak namun bahan pokok lainya sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok," pungkasnya.

Kontributor: Rabiansyah

Load More