Scroll untuk membaca artikel
Bella
Jum'at, 04 Februari 2022 | 19:19 WIB
Heru Pujiono, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang. (Istimewa)

SuaraKalbar.id - Faktor ekonomi keluarga menurun hingga lamanya sistem belajar dari rumah selama masa pandemi covid-19 disinyalir jadi penyebab banyak siswa di Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) putus sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang, Heru Pujiono berpendapat, tak cuma itu, kurangnya sosialisasi dari orangtua dan guru juga jadi penyebab.

"Semoga dengan vaksinasi yang telah disuntikan kepada kalangan pelajar dapat memenuhi Herd Immunity di lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran tatap muka dapat diselenggarakan sepenuhnya. Dan Pandemi Covid-19 segera berakhir, agar ekonomi masyarakat pulih kembali dan angka putus sekolah menurun," ucaonya, melansir insidepontianak.com,-jaringan suara.com, Jumat (4/2/2022).

Menurut data yang dihimpun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang di Tahun 2021, Persentase angka putus sekolah mencapai 3 persen.

Baca Juga: Disergap Polisi Saat Beraksi, Dua Bandit Curanmor di Mojokerto Dibedil Kakinya

Data itu meliputi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dirinya menyampaikan, dari data yang dihimpun pihaknya, sebanyak 116 orang atau 3,07 persen anak jenjang pendidikan Paud putus sekolah pertahunnya, dari 3.781 siswa se-Kabupaten Berngkayang.

Sedangkan, terdapat 300 orang atau 0,89 persen angka putus sekolah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) pertahunnya dari 33.683 jumlah siswa SD Se-Kabupaten Bengkayang.

"Sementara itu untuk jenjang SMP, angka persentasenya sebesar 2,69 persen atau 380 siswa putus sekolah dari 14.130 jumlah siswa se-Kabupaten Bengkayang." ungkapnya.

Heru pun berharap, semua stakeholder dapat berperan dalam mengedukasikan kepada semua pihak akan pentingnya pendidikan.

Baca Juga: DPRD Minta Pemprov Sumbar Serius Urus Pembebasan Lahan Jalan Tol Padang- Pekanbaru



Load More