Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 08 Mei 2022 | 20:00 WIB
Jembatan yang melintasi Sungai Teriak Lompor di Desa Setya Jaya akses menuju Desa Lulang. [SuaraKalbar.co.id]

SuaraKalbar.id - Jembatan yang melintasi Sungai Teriak Lompor di Desa Setya Jaya akses menuju Desa Lulang, Kecamatan Teriak Hanyut, lantaran hujan yang turun deras pada Jumat (6/5/2022) sekitar pukul 21.00 WIB.

“Ya benar, pagi-pagi kami bersama warga desa Lulang kaget, karena jembatan sudah putus dan hanyut terbawa banjir pada 6 Mei 2022 sekitar pukul 21.00 WIB,” ujar Kepala Desa Lulang Kecamatan Teriak Arkadius Daniel, melansir dari SuaraKalbar.co.id--Jaringan Suara.com, Minggu (8/5/2022).

Putusnya jembatan menyebabkan aktivitas lumpuh total menuju Desa Lulang, karena tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat.

“Hari ini kami langsung perbaiki jembatan secara gotong royong dan ada sekitar 30 warga yang dilibatkan untuk bekerja,” katanya.

Baca Juga: Banjir di Sanggau, Air Merendam Sejumlah Jalan di Wilayah Kecamatan Bonti

Untuk diketahui, Desa Lulang dimekarkan dari Desa Setya Jaya pada tahun 2004 dengan jumlah penduduk 70 Kepala Keluarga, selanjutnya saat ini penduduk Desa Lulang sudah berjumlah 175 KK atau hampir 700 jiwa dengan luas wilayah 14,2 Km2.

Jembatan Sungai Teriak Lompor ini dibangun sejak 1982, dan sepanjang usianya sudah dua kali rehab. Yakni, pertama direhab pada 2009 dan selanjutnya 2018, hingga karena sudah termakan usia pada Jumat 6 Mei 2022 sekitar pukul 21.00 Wib jembatan roboh karena banjir yang airnya begitu deras.

“Pada hari ini, jembatan sudah kami perbaiki secara swadaya dan tentunya bisa kembali dilewati oleh warga Desa Lulang," jelasnya.

Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) S. Bowo Leksono mengatakan pihaknya mendapat laporan telah terjadi bencana alam berupa banjir pada Jumat (6/5/2022) sekitar pukul 19.00 WIB.

Berdasarkan kronologis kejadian, kata Bowo Leksono, dikarenakan hujan lebat yang berintensitas tinggi sehingga menjadi banjir dan menghantam bahu kiri dan kanan Jembatan sehingga mengakibatkan robohnya jembatan yang menghubungkan Desa Setia Jaya dan Desa Lulang Kecamatan Teriak yang mengakibatkan putusnya transportasi masyarakat di kedua Desa tersebut.

Baca Juga: Ratusan Rumah Terendam dan Satu Jembatan Putus Diterjang Arus Banjir di Sanggau, Polisi Masih Mencari Informasi

“Dari kejadian ini tidak ada korban jiwa, dan tindakan sementara telah dilakukan kunjungan pengambilan data dan survey ke lokasi, saya bersama tim rehabilitasi dan rekonstruksi serta telah dilakukan kaji cepat untuk dilaporkan guna pengambilan tindakan lebih lanjut,” jelasnya.

Ia menjelaskan, kemudian untuk penanganan langsung, kendala yang dihadapi kurangnya personel pendukung di lapangan dan kurangnya peralatan dan dana guna menjadi pendukung penanganan kebencanaan seperti material pembuatan jembatan darurat maupun bangun baru khusus untuk pembangunan pada jembatan Lulang yang roboh tersebut.

“Kondisi jembatan dalam keadaan hancur dan roboh total sehingga harus segera ditindaklanjuti penanganannya berupa penggunaan dana BTT,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Martinus Pones menjelaskan proses penganggaran dan bagaimana penanganan darurat.

“Untuk keadaan darurat ada dua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dapat menanganani, sesuai tupoksi pertama adalah BPBD yang di gawangi S Bowo Leksono, beliau sudah ke lokasi dan melaporkan kondisi akibat banjir,” tuturnya.

Ia mengatakan, untuk penanganan sendiri dapat menggunakan dana BTT yang tentu harus ada pernyataan kepala daerah bahwa itu adalah darurat, dan penanganan yang diperbolehkan tentu juga adalah darurat, karena tidak tercatat menjadi aset.

“Kemudian dari Dinas PUPR sendiri kami juga bisa menangani, ada anggaran darurat di PUPR hanya saja saat ini anggarannya kecil, oleh karena itu jika tidak mencukupi maka dipakailah BTT yang tersedia Di BPKPAD dan setelah itu kami menyiapkan perencanaan untuk penggantian jembatan di perubahan nanti,” paparnya.

Kalau anggarannya tersedia dan waktunya cukup, kata Martinus Pones, maka Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bisa mengeksekusi juga fisiknya, tetapi riskan kalau waktunya mepet maka sebaiknya kalau anggaran tersedia untuk fisiknya bisa dianggarkan 2023.

“Demikianlah kira-kira proses penganggaran untuk sebuah kegiatan yang terkena dampak bencana,” pungkasnya.

Load More