SuaraKalbar.id - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, mengungkapkan bahwa beberapa daerah Kalimantan Barat yang belum memiliki sinyal internet menjadi tantangan tersendiri dalam memaksimalkan penerapan transaksi digital.
“Ada daerah yang belum memiliki sinyal internet maupun aliran listrik, sehingga ini menjadi tantangan kita untuk memaksimalkan penerapan digitalisasi di Kalbar," ungkapnya.
Meski begitu, Sutarmidji tetap meminta pemerintah daerah agar memaksimalkan penerapan transaksi digital sesuai dengan kebutuhan, dalam menunjang pembangunan daerah dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Saya harap transaksi elektronik terus dikembangkan, salah satunya QRIS (Quick Response Code Indonesian), yang menjadi pilihan masyarakat untuk digunakan sebagai media transaksi," ungkap Sutarmidji saat membuka secara resmi Kegiatan Capacity Building Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Pontianak, Selasa.
Dirinya mengungkapkan transaksi melalui elektronik sangat baik dari seluruh aspek keuangan.
"Dilihat dari sisi pertanggungjawaban, sangat bagus. Artinya, semua bisa ditelusuri dan transparan di mana transaksi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, maka akan aman," ungkapnya.
Sutarmidji mengatakan, Capacity Building juga dapat menciptakan pengalaman serta membangun keberdayaan ekonomi rakyat.
Berkaitan dengan pentingnya elemen transformasi digital yang saling terkoneksi di era society 5.0, Indonesia memiliki Peraturan Presiden Nomor 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Hadirnya kebijakan tersebut mengampu proses digitalisasi layanan publik yang selama ini dinilai belum optimal karena pengembangan yang masih silo, tidak terstandar, dan belum terintegrasi satu sama lain.
Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan Zaman, Warung Sayur di Pasar Ini Menerima Pembayaran Digital
Sutarmidji mengungkapkan, dalam upaya transformasi, penentu esensial perubahan harus dimulai dari dalam pemerintah.
Lahirnya kebijakan reformasi birokrasi, dapat mengubah pola pikir pemerintah yang sebelumnya cenderung kaku dan self-oriented, menjadi para pelayan masyarakat.
Pemerintah diharapkan mampu mewujudkan pelayanan prima, di mana pelayanan publik yang tidak hanya mencapai ekspektasi masyarakat namun mampu melebihi harapan dari para penggunanya, demikian Sutarmidji. Antara
Berita Terkait
-
Tak Mau Ketinggalan Zaman, Warung Sayur di Pasar Ini Menerima Pembayaran Digital
-
8 Rekomendasi Aplikasi Pengatur Keuangan, Anti Boros
-
Andalkan Kecerdasan Artifisial, Platform Job-Matching Ini Dibuat Khusus untuk Pencari Kerja di Era Pasca-Pandemi
-
IHSG Ditutup Anjlok 1,20 Persen, Tapi Saham Induk Suara.com Terus Melesat 34 Persen
-
Talkshow Ciamis Makin Cakap Digital Ungkap Pentingnya Kolaborasi untuk Menguasai Ranah Digital
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Euromoney Awards for Excellence 2025 Apresiasi BRI dengan 3 Penghargaan Prestisius
-
BRI Taipei Branch Diresmikan: Layanan Perbankan Praktis untuk PMI di Taiwan
-
BRI Permudah Akses Hunian, Tawarkan Suku Bunga KPR 2,40% di Expo Bandung 2025
-
Peringati Kemerdekaan, BRI Tunjukkan 8 Langkah Nyata Perkuat Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa
-
BRI Bina Pengusaha Muda, Gulalibooks Menembus Pasar Literasi Anak Asia Tenggara