Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 03 September 2022 | 15:27 WIB
Ilustrasi nelayan dan hasil laut Indonesia - nelayan di Kabupaten Kayong Utara menjerit harga solar mahal. (Dok : Istimewa)

SuaraKalbar.id - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhirnya resmi naik mulai Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Saat ini harga subsidi Pertalite yang sebelumnya Rp7.650 per liter, naik menjadi Rp10 ribu per liter.

Sementara itu, harga BBM subsidi untuk solar naik dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Menteri Arifin dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, mengatakan untuk BBM non-subsidi, pemerintah pemerintah juga menyesuaikan harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Baca Juga: Harga BBM Naik, 14.30 WIB Hingga Pertamax Jadi Trending Topic di Twitter

“Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini jadi akan berlaku pukul 14.30 WIB,” ungkap Arifin.

Kenaikan harga BBM ini menjadi petaka tersendiri bagi para nelayan di Desa Alur Bandung Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan.

Sebelum kenaikan harga BBM resmi diumumkan, seorang nelayan bernama Jusmanto mengaku harga BBM jenis solar di wilayahnya sudah mahal hingga Rp11 ribu per liter.

Saking mahalnya, Jusmanto bahkan sempat tidak bisa menjaring ikan di laut selama beberapa hari karena tidak memiliki BBM.

“Sebelumnya emang agak sulit kita mendapatkan BBMnya, setelah kemarin kita sama rekan nelayan yang lainnya mendatangi pihak SPBU yang ada di kecamatan teluk Batang, BBM jenis solar sudah tidak sulit lagi namun masalah harganya mencapai sebelas ribu rupiah per liternya,” kata Jusmanto melansir suarakalbar.co.id jejaring suara.com pada Senin (29/8/2022).

Baca Juga: Isi Pidato Lengkap Jokowi Soal Kenaikan Harga BBM: Pertalite Rp10 Ribu, Solar Rp6.800, Pertamax Rp14.500

Menurutnya, BBM dengan harga belasan ribu itu terlalu mahal karena tidak akan sesuai dengan penghasilan ikan yang ia dapat dari hasil melaut.

“Satu liter harga minyak solar harganya sebelas ribu rupiah dari pangkalan ke nelayan dengan harga begitu tinggi bagaimana kedepanya nasib kami selaku nelayan kecil, pemerintah belum resmi menaikan harga BBM, harga sudah naik,” keluhnya.

Dirinya pun sebenarnya berharap pemerintah tak jadi merealisasikan rencana kenaikan harga BBM khususnya jenis solar bersubsidi. Namun harapannya kini kandas karena pemerintah tetap menaikkan harga BBM.

Load More