Scroll untuk membaca artikel
Bella
Minggu, 25 September 2022 | 21:04 WIB
Tangkapan layar poster Pesona Kulminasi. (Instagram.com)

SuaraKalbar.id - Event kulminasi matahari yang menjadi brand unggulan Kota Pontianak dan masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akhirnya digelar kembali setelah istirahat karena pandemi selama dua tahun.

Memeriahkan peringatan titik kulminasi tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar serangkaian acara yang dimulai dari tanggal 21-25 September 2022.

Perayaan kulminasi tahun ini semestinya dapat menjadi momentum membayar kerinduan masyarakat. Namun sayang, tidak semua kalangan masyarakat dapat menikmati rangkaian acara peringatan titik kulminasi tahun ini karena tarif yang tergolong mahal.

Salah satu rangkaian acara kulminasi yang bertarif tinggi adalah konser Pesona Kulminasi yang digelar di Alun-alun Kapuas, Sabtu, 24 September 2022.

Baca Juga: Mantan Bupati Paser 2 Periode Ridwan Suwidi Meninggal Dunia

Konser tersebut menghadirkan penyanyi yang namanya sedang melambung di kalangan anak muda, Keisya Levronka.

Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin mengaku melihat tarif tiket untuk menonton konser yang masuk dalam rangkaian acara peringatan titik kulminasi itu berkisar mulai dari Rp80 ribu hinggga Rp300 ribu.

Mengetahui hal tersebut, Satarudin merasa heran karena, menurutnya, kegiatan Pemerintah Kota Pontianak semestinya diselenggarakan gratis untuk masyarakat.

"Acara pesona Kulminasi itu kegiatan Pemerintah Kota Pontianak. Tetapi saya banyak mendapat keluhan dari masyarakat soal pungutan tarif tiket masuk. Harganya juga mahal. Ini EO-nya siapa, mau cari untung dengan menyemat kulminasi sebagai kegiatan tahunan Pemkot." ungkapnya mempertanyakan pada Minggu (25/9/2022).

Terkait hal itu, ia mengaku akan memanggil Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) untuk meminta klarifikasi.

Baca Juga: Geger Kader Golkar Ngamuk Injak Sopir Truk, Mahfud MD: Bupati atau Gubernur pun Tak Boleh

Satarudin juga memastikan akan membedah detail alokasi anggaran kegiatan Pesona Titik Kulminasi ini.

"Kalau alokasi anggarannya sudah terplot, kenapa justru ada tarif ini dan itu lagi?" katanya lagi.

Senada dengan Satarudin, anggota DPRD Kota Pontianak Lutfi meminta pelaksana yang ditunjuk Pemkot untuk menyelenggarakan kegiatan ini untuk tidak mencari untung dengan memanfaatkan momentum titik kulminasi.

“Kalau mau acara komersial, buat acara yang lain. Jangan numpang di acara Pemkot,” kata Lutfi menekankan.

Dalam hal ini, kata Lutfi, Pemkot Pontianak sebenarnya ingin memberikan hiburan pada masyarakat dengan tidak dipungut biaya.

Apalagi pelaksanaan kegiatan tersebut berada di Taman Alun Kapuas yang dibangun melalui APBD Pontianak.

Namun faktanya, acara tersebut diberikan ke EO (Event Organizer) dan untuk menonton acara tersebut masyarakat harus membayar.

“Kami akan minta penjelasan wali kota ihwal acara ini. Kenapa acara Pesona Kulminasi jadi dikomersialkan,” katanya lagi.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sebelumnya menyebutkan bahwa event kulminasi matahari menjadi brand unggulan Kota Pontianak yang terus dilestarikan.

Antusias masyarakat pun kian tinggi menyambut kulminasi matahari. Namun, kata Edi, masih perlu dioptimalkan lagi dengan keterlibatan semua pihak untuk mensukseskan agenda ini.

"Kita harapkan ini terus berkembang menjadi sebuah event, tidak hanya lokal tetapi nasional hingga internasional," ungkapnya.

Edi mengatakan perlunya kolaborasi dengan banyak sektor untuk menambah semarak kegiatan.

Load More