SuaraKalbar.id - Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kini diketahui telah menginjak usia ke-252 tepat pada hari Senin (23/10/23).
Ibu kota provinsi Kalimantan Barat ini memiliki sejarah yang kaya dan beragam, yang membentuk ciri khasnya saat ini sebagai pusat ekonomi dan budaya.
Kota yang turut dijuluki sebagai Kota Khatulistiwa ini diketahui juga memiliki sejumlah sejarah dan kisah menarik.
Sejarah Pontianak dimulai pada abad ke-17 ketika daerah ini merupakan pusat perdagangan penting.
Nama "Pontianak" sendiri memiliki asal-usul yang beragam dan menarik, salah satunya ada yang menyebutkan kata "Pontianak" diambil dari bahasa Melayu berarti "perempuan hantu" atau "kunti" dalam bahasa Jawa.
Dalam budaya setempat, nama "Pontianak" adalah makhluk mitos yang dianggap melindungi kota dan menjadikan nama ini beraroma mistis.
Dikumpulkan dari berbagai sumber, Kota Pontianak berdri sejak tahun 1771 yang berawal dari pemukiman kecil.
Permukiman ini bertumbuh pesat, menjadi dasar bagi perkembangan kota ini. Selama era kolonial Belanda, Pontianak menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan komoditas lainnya.
Selama Perang Dunia II, Pontianak menjadi saksi pertempuran sengit antara pasukan Jepang dan Belanda. Setelah perang, Indonesia meraih kemerdekaan, dan Pontianak terus berkembang sebagai pusat ekonomi dan politik di Kalimantan Barat.
Baca Juga: Cerita Remaja Penjual Es Lilin di Pontianak jadi Korban Bully, Dikatai Yatim hingga Disebut Kafir
Tepat pada tahun 1950, ketika Kalimantan Barat menjadi provinsi terpisah dari Kalimantan Tengah, Pontianak akhirnya ditunjuk sebagai ibu kotanya. Hal ini lantas menjadi tonggak penting dalam sejarah kota, yang mengangkatnya menjadi pusat pemerintahan dan kekuatan ekonomi di wilayah tersebut.
Pontianak terus berkembang sebagai kota modern dengan sejumlah industri yang berkembang pesat, terutama sektor perkebunan, pertambangan, dan perdagangan.
Keindahan alam Kalimantan Barat juga menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Salah satu landmark terkenal adalah "Tugu Digulis" yang merupakan simbol perjuangan para tokoh terkenal selama masa penjajahan.
Kota ini juga dikenal karena kekayaan budaya dan tempat rekreasi, salah satunya Taman Alun Kapuas yang merupakan tempat yang populer bagi warga dan pengunjung untuk bersantai.
Wisatawan juga dapat mengeksplorasi Pasar Flamboyan, yang menawarkan beragam kerajinan tangan dan produk lokal. Pontianak adalah tempat di mana budaya Melayu, Tionghoa, dan Dayak berpadu dalam harmoni.
Kontributor : Maria
Berita Terkait
-
Cerita Remaja Penjual Es Lilin di Pontianak jadi Korban Bully, Dikatai Yatim hingga Disebut Kafir
-
Sejarah Telukbetung, Pernah Menjadi Pusat Pemerintahan Belanda
-
Baju Kurung Melayu: Simbol Kebanggaan pada Hari Ulang Tahun Pontianak
-
Sejarah Berdirinya BRI, Bank Nasional Pertama di Indonesia
-
Viral Video Para Pelaku Balap Liar di Ahmad Yani Pontianak Tabrak Truk Tronton hingga Terpental
Terpopuler
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Terbaru Agustus 2025, Spek Gahar Cuma Rp 2 Jutaan!
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
Terkini
-
BRI Taipei Branch Diresmikan: Layanan Perbankan Praktis untuk PMI di Taiwan
-
BRI Permudah Akses Hunian, Tawarkan Suku Bunga KPR 2,40% di Expo Bandung 2025
-
Peringati Kemerdekaan, BRI Tunjukkan 8 Langkah Nyata Perkuat Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa
-
BRI Bina Pengusaha Muda, Gulalibooks Menembus Pasar Literasi Anak Asia Tenggara
-
Produk UMKM Binaan BRI Tembus Bandara, Bukti Kualitas dan Daya Saing Lokal