SuaraKalbar.id - Seiring makin tingginya tantangan inflasi pangan, Gapoktan Nekat Maju bermitra dengan PT Topindo Niaga Nusantara, anak perusahaan PT Topindo Solusi Komunika Tbk, untuk meluncurkan Program Penguatan dan Pengembangan Klaster Pangan yang didukung oleh Bank Indonesia.
Program inovatif ini bertujuan untuk menyederhanakan rantai pasok pangan dan memperkenalkan solusi digital terdepan dalam penjualan hasil pertanian.
Gapoktan Nekat Maju, yang dikenal sebagai pelopor dalam pertanian berkelanjutan, akan menggunakan teknologi canggih dari aplikasi Topindoku untuk meningkatkan penjualan secara merata.
Direktur Utama PT Topindo Niaga Nusantara, Yasdi Ismandar menyampaikan rasa bangganya atas partisipasi perusahaan dalam program pengendalian inflasi pangan dari sisi hilir.
Baca Juga: Appuri Sambut Baik Keseriusan Pemerintah soal Ekspor Kratom
Mereka akan memasarkan hasil beras lokal secara digital melalui platform Topindoku, sebagai bagian dari nota kesepahaman implementasi Digital Farming yang digagas oleh Bank Indonesia.
Dengan demikian, masyarakat di area Topindoku Grosir dapat dengan mudah mendapatkan beras lokal dari Gapoktan Nekat Maju di Desa Peniraman, Kalimantan Barat, melalui aplikasi Topindoku yang telah diunduh oleh lebih dari 1 juta pengguna.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menjelaskan bahwa bantuan kepada petani meliputi seluruh proses pertanian, mulai dari pembibitan hingga penanganan pasca panen.
Bank Indonesia turut membantu dalam proses ini. Selain itu, kerjasama dengan aplikasi online Topindoku dan Kelompok Tani Nekat Maju diharapkan dapat membantu petani mendapatkan harga yang lebih baik melalui pemasaran digital, sehingga mereka tidak terjebak dalam penjualan dengan harga rendah.
Dengan kemitraan yang kuat antara Gapoktan Nekat Maju dan PT Topindo Niaga Nusantara, diharapkan akan terjadi perubahan positif yang signifikan dalam sektor pertanian dan penanganan inflasi pangan.
Baca Juga: Waspada Pemalsuan Uang dengan Mutilasi, Begini Ciri-Cirinya
Program Penguatan dan Pengembangan Klaster Pangan ini bukan hanya merupakan langkah maju bagi pertanian lokal, tetapi juga merupakan contoh nyata dari bagaimana kolaborasi antara sektor swasta dan masyarakat dapat menciptakan dampak yang berkelanjutan.
Berita Terkait
-
Sepekan, Dana Asing Sudah Kabur Rp 11,96 Triliun
-
Pasar Keuangan Terguncang, Utang Pemerintah Indonesia Capai Rp 3.408 Triliun
-
Rupiah Terus Loyo, Utang Luar Negeri Tembus Rp 7.134 Triliun
-
Orang RI Mulai Cemas, Kudu Mikir 1.000 Kali Untuk Belanja! Sri Mulyani Justru Diam Seribu Bahasa
-
Survei BI: Penjualan Eceran Meningkat Imbas Banyak Diskon saat Lebaran
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Bye-bye Ribet, BRImo Kini Bilingual, Atur Bahasa Makin Mudah
-
Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Sukses Jangkau Pasar Internasional Berkat Dukungan BRI
-
5 Makna Simbol-Simbol Paskah yang Jarang Diketahui
-
10 Film Paskah Terbaik untuk Menginspirasi Iman dan Harapan
-
DANA Kaget Spesial Hari Ini: Klaim Saldo Gratis Langsung Masuk Dompetmu!