Selanjutnya, pada pukul 14.39 WIB pesawat mulai berbelok ke kiri ketika melewati ketinggian 10.600 kaki dengan arah pesawat berada pada 46 derajat.
Saat itu, Nurcahyo mengatakan, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur dan yang kanan masih tetap.
Setelah itu, ATC memberikan instruksi untuk naik ke ketinggian 13 ribu kaki. Nurcahyo mengatakan, instruksi tersebut dijawab oleh pilot, namun hal itu merupakan komunikasi terakhir dengan pesawat yang membawa 56 orang penumpang itu.
Meskipun begitu, Nurcahyo mengatakan, FDR masih merekam pada pukul 14.40 WIB lewat lima detik ketika melewati ketinggian tertinggi, yaitu 10.900 kaki.
Baca Juga:CVR Jadi Kunci Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182
"Kemudian, pesawat mulai turun. Autopilot tidak aktif ketika arah pesawat pada 16 derajat," jelas Nurcahyo.
Selain itu, dia mengatakan, sikap pesawat dengan posisi naik atau pitch up dan pesawat miring ke kiri atau roll. Dia menuturkan, pada saat tersebut tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap.
Selanjutnya, pada pukul 14.40 WIB lewat 10 detik, FDR mencatat autothrottle tidak aktif dan sikap pesawat menunduk atau pitch down.
"Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data," tutur Nurcahyo.
Baca Juga:Data Lengkap Detik-detik Terakhir Penerbangan Sriwijaya Air SJ 182