Munurut Studi, Pekerja Shift Malam Lebih Berisiko Terkena Kanker

Bekerja shift malam mengganggu ritme 24 jam alami.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Selasa, 16 Maret 2021 | 11:34 WIB
Munurut Studi, Pekerja Shift Malam Lebih Berisiko Terkena Kanker
Ilustrasi seorang lelaki begadang atau kerja lembur di kantor. (Shutterstock)

SuaraKalbar.id - Tiap orang memiliki waktu kerja yang berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan. Ada yang harus bekerja di shift pagi atau shift malam.

Namun dalam sebuah studi baru yang dipimpin oleh tim peneliti dari Washington State University mencoba menjelaskan penyebab pekerja shift malam berisiko tinggi menderita kanker.

Berbeda dengan orang-orang yang bekerja di siang hari, temuan ini menunjukkan bahwa bekerja shift malam mengganggu ritme 24 jam alami dalam aktivitas gen terkait kanker tertentu.

Sehingga pekerja shift malam lebih rentan terhadap kerusakan DNA, sekaligus menyebabkan mekanisme perbaikan DNA tubuh tidak tepat waktu untuk menangani kerusakan tersebut.

Baca Juga:Mengira Keguguran, Wanita Hamil Ini Rupanya Alami Gejala Kanker Usus Besar

Berdasarkan Journal of Pineal Research, penelitian ini menggunakan eksperimen laboratorium yang melibatkan para sukarelawan untuk bekerja shift malam dan siang.

Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, tapi penemuan ini bisa berguna membantu mencegah dan mengobati kanker pada pekerja shift malam suatu hari nanti.

Ilustrasi bekerja, pekerja. (Pexels/Energepic)
Ilustrasi bekerja, pekerja. (Pexels/Energepic)

"Ada banyak bukti bahwa kanker lebih umum terjadi pada pekerja shift malam, yang membuat Badan Penelitian Kanker Internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan ritme pekerjaan malam sebagai karsinogenik," kata Shobhan Gaddameedhi, seorang profesor dari Departemen Ilmu Biologi serta Pusat Kesehatan Manusia dan Lingkungan North Carolina State University dikutip dari Times of India.

WSU Sleep and Performance Research Center dan Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) Departemen Energi AS, Gaddameedhi dan ilmuwan WSU lainnya bekerja dengan pakar bioinformatika di PNNL untuk mempelajari potensi keterlibatan jam biologis tubuh.

Mereka mempelajari mekanisme bawaan yang membuat kita tetap dalam siklus siang dan malam selama 24 jam. Meskipun ada jam biologis sentral di otak, hampir setiap sel di dalam tubuh juga memiliki jam bawaannya sendiri.

Baca Juga:Rayakan Ulang Tahun, Suga BTS Sumbang 100 Juta Won Untuk pasien Kanker

Jam biologis ini melibatkan gen yang dikenal sebagai gen jam, yang tingkat aktivitasnya bervariasi dengan waktu siang atau malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak