Paparan Bahan Kimia Ftalat Bisa Berefek pada Penyusutan Ukuran Penis

Ahli berpendapat bahwa lebih banyak bayi yang dilahirkan dengan penis berukuran kecil.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Minggu, 28 Maret 2021 | 12:04 WIB
Paparan Bahan Kimia Ftalat Bisa Berefek pada Penyusutan Ukuran Penis
Nomor sepatu disebut bisa memprediksi ukuran Mr. P (Shutterstock)

SuaraKalbar.id - Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap kendaraan maupun limbah pabrik dapat menyebabkan polusi udara. Tentu efeknya sangat buruk untuk kesehatan, dan baru-baru ini seorang ilmuwan lingkungan mengingatkan bahwa polusi udara dapat membuat ukuran penis menyusut.

Shanna Swan, profesor kedokteran lingkungan dan kesehatan masyarakat di Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai, telah mendata risiko masalah kesehatan dari polusi udara melalui bukunya "Count Down". Ia mengatakan bahan kimia ftalat yang sering digunakan untuk membuat plastik lebih menekan tingkat kesuburan dan menyebabkan malformasi genital.

Ia berpendapat bahwa lebih banyak bayi yang dilahirkan dengan penis berukuran kecil. Penelitian Swan ini melibatkan tikus dan menemukan bahwa janin tikus yang terpapar bahan kimia tersebut lebih mungkin memiliki ukuran alat kelamin yang kecil.

Kemudian dilansir dari Fox News, Swan menemukan bahwa janin laki-laki yang terpapar ftalat mengakibatkan penurunan jarak anogenital, yakni kondisi yang terkait dengan ukuran panjang penis.

Baca Juga:Polusi Bisa Bikin Penis Menyusut, Turunkan Jumlah Sperma dan Libido

Temuan lain yang dikutip dalam buku Swan, termasuk klaim bahwa tingkat sperma di antara pria yang sering terpapar polusi menurun lebih dari 50 persen. Temuan ini berdasarkan ratusan penelitian yang melibatkan hampir 45 ribu pria sehat.

Ilustrasi polusi udara. (Elements Envato)
Ilustrasi polusi udara. (Elements Envato)

Klaim tersebut tidak terlalu mengejutkan. Karena, ilmuwan sebelumnya menyatakan paparan bahan kimia tersebut bisa membahayakan kesuburan, kesehatan bayi, mengganggu perkembangan hormon dan merusak materi genetik dalam sperma.

Ftalat telah dilarang di banyak mainan anak-anak karena risiko kesehatannya. Bahan kimia ini juga biasa ditemukan di peralatan manufaktur dan memiliki pijakan yang kuat dalam rantai pasokan di luar industri makanan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengatakan ftalat bisa ditemukan dalam produk personal hygiene, makeup, kemasan plastik dan banyak lagi.

Baca Juga:Tuduh Selingkuh, Istri di Uganda Gigit Kemaluan Suami hingga "Mati"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini