SuaraKalbar.id - Menjadi seorang tenaga pengajar mengaji Al quran tidaklah mudah. Namun karena ingin menegakkan kalimat Allah, maka harus dilakukan dengan benar dan penuh keikhlasan.
Hal itu yang dirasakan Bambang. Dalam sehari-hari, warga desa Ngarak, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat ini mengajarkan mengaji Al-Qur’an kepada puluhan ibu-ibu mualaf dan anak-anak di Desa Dema, Kecamatan Anjungan, Kabupaten Mempawah.
Pengabdian Bambang patut diacungi jempol. Apalagi hal tersebut suatu hal yang tidak direncanakan.
Pria berusia 38 tahun itu bercerita awalnya melihat banyaknya mualaf di daerah tempat tinggalnya yang mempunyai niat untuk belajar agama. Namun dikarenakan masih belum terbiasa berkumpul pada warga muslim lainnya, akhirnya Bambang datang jemput bola dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan ibu-ibu mualaf tersebut.
Baca Juga:Ustaz Yusuf Mansur Komentari Nania Idol yang Kembali Peluk Islam, Serukan Warganet Lakukan Ini
"Sudah 2 tahun belakangan ini, Awalnya itu mereka masih canggung untuk pergi ke masjid dikarenakan masih malu untuk berbaur. Jadi saya berpikir, kalau mereka ini kita biarkan jelas makin ketinggalan, namanya mualafkan. Akhirnya saya jemput bola saya rapatkan kumpul semua, akhirnya semua setuju,"katanya kepada Suara.com, Kamis (26/05/2022).
Berangkat dari sinilah, Bambang dipercaya untuk mengajarkan mengaji huruf Alquran, hafalan surah pendek bahkan bacaan dan gerakan shalat.
"Disini banyak mualaf, melihat mereka mempunyai niat mau mengaji, kita bantu belajar sama-sama apalagi sudah ada yang hafal surah-surah,"ujarnya.
"Mereka belajar iqra, belajar sholat dan hafalan, kita yang penting-penting dulu seperti shalat itu kan penting 5 waktu, jadi sambil ngaji sambil belajar bacaan, wudhu dan gerakan shalat juga,"sambungnya lagi.
Diamanahkan untuk membimbing ibu-ibu mualaf, Bambang sedikitpun tidak mengharapkan imbalan. Hal itu dilakukan dengan semangat dan penuh keikhlasan, serta berharap menjadi amalan jariyah.
Baca Juga:Nania Idol Kembali Memeluk Islam Dibimbing Gus Miftah, Ustaz Yusuf Mansur Beri Komentar Ini
"Kita ikhlas, intinya mengharapkan ridha dari Allah, dan yang belajar pun dipermudahkan selalu semangat untuk belajar agama," ucapnya.
Bambang katakan, puluhan mualaf yang menjadi muridnya ini mudah mengerti dan lancar saat belajar mengaji.
"Ada yang mualafnya dari kecil, ada yang menikah, Alhamdulillah cepat bisa membaca, dalam 1 minggu ada 2 kali pertemuan. Bahkan semangat mereka untuk belajar mengaji itu buat saya salut,"katanya lagi.
Dalam satu minggu, lanjut Bambang, ada 2 kali pertemuan yang terjadwalkan. Bahkan tak hanya mengaji, puluhan ibu mualaf yang tergabung dalam pengajian bernama majelis taklim nurhidayah ini juga belajar tentang ilmu fiqih, akidah akhlak serta gerakan hingga bacaan shalat.
"Jadwalnya malam kamis dan malam minggu, selain mengaji kita juga belajar fiqih, akidah akhlak, tapi fokusnya di membaca dan mengaji dulu. Prinsip saya jangan kita yang menentukan waktu, tapi biar mereka enaknya kapan, supaya mereka bisa menyesuaikan jam nya soalnya kan ada yang bekerja, ada yang bertani,"bebernya.
Bambang menilai kegiatan itu tak hanya kumpul belajar mengaji. Dia memaknainya juga sebagai tempat menyambung tali silaturahmi.
Bahkan dari hasil bejalar mengaji itu, hampir semua ibu-ibu mualaf sudah ada yang hafal surah di Alquran.
"Surah ada yang hafal 15 surah di Alquran, kegiatan ini juga bisa bermanfaat bagi mereka sebagai salah satu tempat menyambung silaturahmi,"katanya.
Sampai saat ini kata Bambang, kegiatan ini belum tersentuh oleh program pemerintah daerah. Meski demikian, Bambang tetap gigih pada pendiriannya untuk terus mengajar dan menegakan ilmu agama kepada siapapun.
"Belum ada, sudah 2 tahun ini belummada perhatian, kita juga pernah mengajukan ke pemerintah, sampai saat ini kita masih jalan mandiri saja dulu," pungkasnya.
Kontributor: Diko Eno