Sebut Banyak Ormas Islam Masih Ingin Tampil Sendiri, Ma'ruf Amin: Sikap Ego Kelompok Harus Dihindari

Cuma sekarang dikembangkan partai anda partai anda, partai saya partai saya. Ini tidak perlu, kenapa? Yang ditakutkan apa?

Bella
Rabu, 14 September 2022 | 20:27 WIB
Sebut Banyak Ormas Islam Masih Ingin Tampil Sendiri, Ma'ruf Amin: Sikap Ego Kelompok Harus Dihindari
Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menghadiri acara Milad ke-37 Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai di Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). [Dok.Antara]

SuaraKalbar.id - 'Partai anda partai anda, partai saya partai saya' menjadi istilah yang dipakai oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk menggambarkan kondisi organisasi masyarakat (ormas) Islam yang marak saat ini.

Menurutnya, masih banyak Ormas Islam yang masih ingin tampil sendiri dan tidak membangun ukhuwah (persaudaraan) antar-umat.

"Cuma sekarang dikembangkan partai anda partai anda, partai saya partai saya. Ini tidak perlu, kenapa? Yang ditakutkan apa? Kata imam Ibnu Atha'illah yang dikhawatirkan itu hawa nafsu jadi kalau tidak terjadi ini atau terjadi konflik," terangnya, di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Mestinya, ketidakutuhan itu, menurut belliau, sebenarnya bukan cara-cara berpikir dalam menyampaikan satu tujuan melainkan dorongan hawa nafsu.

Baca Juga:Wapres Dorong Negara-negara G20 Ciptakan Dunia Kerja yang Inklusif

"Ini yang harus dihindari karena sikap-sikap ego kelompok itu juga harus dihindari," tambah Wapres.

Dirinya juga menyebut, masih banyak ormas, bahkan individual, masih ada sifat ananiah, yakni ego ingin tampil sendiri, bukan menjadi satu kesatuan.

Hal tersebut Ia sampaikan, dalam acara pembukaan Muktamar Al Ittihadiyah XX yang dilakukan secara "hybrid" dengan sebagian peserta muktamar hadir di Istana Wakil Presiden dan sebagian berada di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur.

"Kalau istilah Majelis Ulama itu tidak ada gerakan yang terorganisasi. Ukhuwah Islamiyah itu penting apa sebabnya? Agar yang petunjuk dan tidak petunjuk itu sudah jelas, jadi tidak lagi ada kesaruan sehingga tidak perlu ada perbedaan, kalau pun ada perbedaan itu dikhilafiyah, sudah ada rumusnya, yaitu mazhab ente mezhab ente, mazhab saya ya mazhab saya, jadi masing-masing," jelasnya.

Menurut Ma'ruf, ormas Islam saat ini memiliki penyakit terkait ananiah (egoisme) sehingga tidak ada keutuhan.

Baca Juga:Rapimnas 2022, DPD Demokrat Sumbar Dukung AHY dan Anies Baswedan Berpasangan di Pilpres 2024

"Dan kita juga sebagai bangsa membangun ukhuwah wathaniyah (persaudaraan antarsesama bangsa), kenapa? Karena kita menjadi negara sudah menjadi negara kesepakatan dengan semua golongan untuk hidup bareng di sini dengan semua golongan. Maka itu saya sebut adalah kesepakatan nasional, maka saya menamakan negara 'darul mitsaq' itu negara kesepakatan," ungkapnya.

Dirinya kemudian meminta, agar masyarakat Indonesia menjadi Muslim yang tetap memegang kesepakatan nasional.

Menurut beliau, Islam di Indonesia adalah Islam yang kaffah maal mitsaq (penerapan Islam yang menyeluruh dengan kesepakatan kebangsaan yang beragam) sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.

"Menurut saya, karena kita membangun persaudaraan sebangsa dan setanah air, aspirasi di negara ini boleh disampaikan dengan cara yang baik, ada aturan main-nya, ada tata krama-nya semua diatur, menyampaikan aspirasi, sehingga di negara kita, demokrasi semua boleh sepanjang dalam kerangka kesepakatan nasional," tambahnya. Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini