SuaraKalbar.id - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin didampingi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji menyerahkan bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) kepada warga sekitar di Pendopo Gubernur Kalbar, Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Rabu (21/09/2022).
Dalam kesempatan tersebut Wapres menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) sembako dan non-sembako kepada 20.650.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
"BLT BBM ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. BLT BBM diberikan selama 4 bulan, per bulan Rp.150.000, dan diberikan dalam 2 tahap sebesar Rp.300.000/KPM." ungkapnya melalui keterangan tertulis yang diterima Rabu (21/9/2022).
Selain itu, Wapres juga menyerahkan bantuan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak yang diberikan kepada beberapa klaster Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti penyandang disabilitas netra, disabilitas fisik, ex orang dengan gangguan jiwa, lanjut usia dan anak yatim piatu akibat Covid-19 dengan total penerima bantuan sebanyak 10 orang.
Baca Juga:Warga Karawang Terdampak Harga BBM Naik Bakal Dapat Bantuan Dari Pemkab, Ini Penjelasan Dinas Sosial
Bantuan yang diberikan adalah kursi roda adaptif, barang pecah belah, etalase makanan untuk berjualan, bansos Yatim Piatu (YAPI) perlengkapan sekolah, tambahan nutrisi, peralatan kebersihan, kulkas batu es, kantong es, getah karet, mesin peras tebu, mesin cup sealer, tongkat adaptif dan perlengkapan ibadah.
Wapres menyatakan, bantuan yang diberikan merupakan komitmen pemerintah. Selain sebagai upaya merespon kenaikan harga BBM, bantuan juga diberikan berupa santunan kepada penerima manfaat, salah satunya penyandang disabilitas.
“Bantuan [yang diberikan] ada yang [untuk penyandang] disabilitas dan juga BLT BBM. Ini bagian daripada komitmen pemerintah untuk memberikan bantuan perlindungan sosial, dalam rangka menjadi bantalan karena situasi dan kondisi masyarakat kita masih banyak yang miskin, bahkan masih ada yang miskin ekstrem,” ujarnya.