SuaraKalbar.id - Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bermain bola bersama pada laga persahabatan di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (18/10/2022) malam.
Infantino dan Iriawan berada di tim yang sama pada pertandingan yang berlangsung di setengah lapangan itu. Keduanya masing-masing berhasil mencetak gol dalam pertandingan tersebut.
Pertandingan persahabatan PSSI dan FIFA di Stadion Madya berlangsung mulai pukul 19.25 WIB hingga pukul 20.16 WIB.
Laga dua babak itu mempertandingkan tim berseragam hijau-putih dan tim hitam-merah. Gianni Infantino dan Mochamad Iriawan berada di tim hijau-putih.
Baca Juga:Muncul Orang-orang Ngaku Korban Tragedi Kanjuruhan, Namun Tidak Bisa Berikan Bukti
Partai tersebut dilaksanakan setelah pertemuan FIFA dan PSSI di Kantor PSSI, Jakarta, pada sore harinya.
Sementara itu, pertandingan tersebut ternyata menjadi sorotan publik dan ramai menjadi pembicaraan warganet.
Sejumlah warganet menganggap gelaran laga persahabatan tersebut tidak layak dilakukan di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang masih berduka atas tragedi kanjuruhan.
Salah satu publik figur Indonesia, Vino G Bastian, sampai turut buka suara terkait hal itu. Dirinya mengungkapkan, alih-alih bermain sepak bola, lebih baik para tokoh tersebut mendatangi rumah korban tragedi kanjuruhan.
"Dibanding main bola bareng, lebih baik main ke rumah korban tragedi kanjuruhan bareng2. Mereka lbh penting." ungkap Vino melalui akun twitternya.
"Sblm ngetwit gini, coba tanyakan dulu ke mereka bang, apa msh punya hati nurani?" akun @yud*** menanggapi.
"Ditengah kuburan korban yang masih basah, belum dapat keadilan, keluarga korban juga masih berkabung. Kok si g*blok
@PSSI bisa kepikiran gini?" kata @dam*** turut menanggapi.
Semantara itu, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, laga persahabatan itu digelar atas permintaan Gianni Infantino.
"Presiden FIFA beserta rombongan mengajak PSSI untuk bermain sepak bola. Ini bagian dari keinginan beliau," kata Yunus.
Yubus mengatakan, pertandingan tersebut digelar sebagai simbol harapan sepak bola nasional tidak berhenti total setelah kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 133 orang dan membuat ratusan lainnya dirawat di rumah sakit.
"Apapun bisa terjadi di dunia, tetapi sepak bola diharapkan tetap berjalan," ujar Yunus.