Ratusan Orang Hadang dan Teriaki Polisi usai Datangi Ponpes Al-Islah di Pamekasan: Polisi Mester Sambo!

video beredar di media sosial yang menunjukkan gambar adanya kelompok massa mendatangi Pondok Pesantren Al-Islah dengan membawa senjata tajam jenis celurit.

Bella
Minggu, 30 Oktober 2022 | 08:10 WIB
Ratusan Orang Hadang dan Teriaki Polisi usai Datangi Ponpes Al-Islah di Pamekasan: Polisi Mester Sambo!
Massa mengepung mobil Binmas saat mendatangi Pondok Pesantren Al-Islah di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (27/10/2022). (ANTARA/HO-Polres Pamekasan)

SuaraKalbar.id - Sejumlah massa menghadang anggota polisi usai mendatangi Pondok Pesantren Al-Islah di Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Jawa Timur.

Padahal kedatangan polisi tersebut dalam rangka sosialisasi pencegahan paham radikal dan terorisme.

Kepala Bagian Humas (Kabaghumas) Polres Pamekasan AKP Nining Dyah, Sabtu, mengatakan terdapat empat polisi yang dihadang usai mendatangi Ponpes Aal-Islah untuk sosialisasi paham radikal dan terorisme pada Kamis (27/10/2022).

"Mereka dihadang saat hendak keluar pondok pesantren oleh warga sekitar. Akan tetapi, personel yang berjumlah empat orang itu berhasil lolos dari kepungan massa dengan selamat berkat bantuan pengurus pondok pesantren," katanya.

Baca Juga:6 Potret Asmara, Putri Ardhito Pramono, Selalu Jadi Perhatian Setelah Diungkap ke Publik

Menurut Nining, penghadangan tersebut terjadi karena salah paham. Warga mendapat kabar bahwa kedatangan polisi tersebut ialah untuk mencegah pengajian yang digelar kelompok Pecinta Habib Rizieq pada Minggu (30/10) di Pamekasan.

Padahal, lanjutnya, keempat polisi itu datang ke Pondok Pesantren Al-Islah dalam rangka silaturahmi dengan pimpinan pondok pesantren sekaligus berkoordinasi dan memberikan penyuluhan tentang pencegahan paham radikal dan terorisme. Anggota Polres Pamekasan itu juga menyerahkan bantuan lampu penerangan untuk area Ponpes Al-Islah.

"Karena ada kabar yang keliru itu, maka warga lalu berdatangan dan menghadang mobil patroli Binmas yang dikendarai keempat orang personel Polres Pamekasan ini," kata Nining.

Sementara itu, sebuah rekaman video beredar di media sosial yang menunjukkan gambar adanya kelompok massa mendatangi Pondok Pesantren Al-Islah dengan membawa senjata tajam jenis celurit.

Massa yang berjumlah sekitar ratusan orang itu menghadang mobil Binmas Polisi dengan berteriak "polisi mester Sambo".

Baca Juga:Kapolri Berhati-hati Dalam Kasus Ferdy Sambo, Karena Hal Ini

Sebelumnya, Kapolres Pamekasan AKBP Rogib Triyanto mengatakan Polres Pamekasan memang sedang menggelar Operasi Bina Waspada Semeru 2022, sebagai upaya mencegah penyebaran paham radikal dan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan adanya warga terlibat jaringan teroris.

"Intinya, melalui Operasi Bina Waspada 2022 ini, kami menginginkan tercipta situasi yang kondusif melalui pendekatan pemahaman keagamaan yang toleran, sehingga bisa saling menghargai perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya," kata Rogib.

Sementara itu, Kepala Desa Angsanah Moh. Masduki menjelaskan aksi massa itu terjadi karena ada salah paham.

"Kejadian itu murni salah paham karena kabar yang beredar ke masyarakat menyebutkan bahwa kedatangan polisi ke Pondok Pesantren Al-Islah dalam rangka mengintimidasi pengasuh pondok pesantren agar menggagalkan kegiatan pengajian akbar yang akan dihadiri oleh Habib Bahar (sebagai penceramah) pada 30 Oktober 2022. Padahal, polisi datang untuk bersilaturahmi saja," kata Masduki.

Masduki mengajak seluruh semua elemen masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan kabar berita yang tidak bertanggung jawab dan berpotensi menimbulkan situasi tidak kondusif. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini