SuaraKalbar.id - Viral masyarakat antusias menaikan meriam karbit demi sambut hari raya Idul Fitri di Pontianak, Kalimantan Barat.
Antusias masyarakat terlihat usai diunggah oleh salah satu akun Instagram @dailypontianak pada Kamis (04/04/2024) dini hari.
Lewat unggahan tersebut, puluhan warga laki-laki tampak kompak menaikan meriam karbit yang sebelumnya disimpan di dasar sungai.
Tampak sangat kompak dan terstruktur, meriam karbit berukuran cukup besar tersebut akhirnya secara perlahan dapat diangkat ke daratan.
Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Pontianak Hari Ini Kamis 4 April 2024
"Proses penaikan meriam di Yusuf Karim," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Biasanya, setiap tahun Kota Pontianak menggelar Festival Meriam Karbit untuk memeriahkan tradisi Ramadan dan menyambut Hari Raya Idulfitri.
Meriam karbit dibuat dari kayu balok yang dililit dengan rotan. Meriam itu berdiameter 60 sampai 70 cm dan panjangnya lima hingga tujuh meter.
Untuk membunyikannya, karbit dimasukkan ke dalam meriam hingga mencapai titik didih tertentu dan kemudian disulut. Suara yang dihasilkan meriam karbit menggelegar, getarannya bisa dirasakan oleh warga yang bermukim di sekitarnya.
Tradisi Meriam Karbit memiliki sejarah yang dipercayai memiliki hubungaan dengan sosok Syarif Abdurrahman Alkadrie, seorang bangsawan Arab pada abad ke-18. Ketika ia tiba di wilayah Sungai Kapuas, ia menembakkan meriam ke arah Beting, yang merupakan daratan di pinggir sungai.
Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Pontianak Hari Ini Rabu 3 April 2024
Hal ini turut menjadi awal dari pendirian Masjid Jami dan kesultanan Kadriah, yang merupakan akar dari berdirinya Kota Pontianak.
Selain cerita tersebut, terdapat legenda lain yang mengaitkan tradisi Meriam Karbit tetsebut sebagai bentuk upaya mengusir hantu, terutama kuntilanak, yang menghantui Kota Pontianak pada masa lalu.
Raja pertama Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie, menghadapi gangguan hantu ketika membuka lahan untuk pemukiman. Ia memerintahkan pasukannya untuk mengusir hantu tersebut dengan meriam, dan sejak itu, tradisi Meriam Karbit menjadi bagian dari budaya kota ini.
Kontributor : Maria