Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 19 Oktober 2020 | 15:47 WIB
Ilustrasi jenazah (Shutterstock).

SuaraKalbar.id - Seorang siswi SMA nekat bunuh diri dengan minum racun rumput. Ia diduga depresi karena sekolah online.

Korban yang berinisial MI disinyalir nekat mengakhiri hidup dengan cara demikian lantaran stres dengan tugas-tugas daring yang menumpuk.

Kepada teman-temannya, korban sempat mengeluhkan sulitnya akses internet di kampung sehingga membuat tugas daringnya menumpuk.

Akibat hal itu, ia meminum racun. Jenazah MI ditemukan di rumahnya pada Sabtu (17/10/2020).

Baca Juga: Pelajar Ini Nekat Bunuh Diri, Diduga Depresi Dengan Sekolah Online

MI merupakan siswi dari Dusun Bontote'ne, Desa Bilalang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Dikutip dari SuaraSulsel.id, aksi bunuh diri tersebut sempat diabadikan korban lewat video. Video itu berdurasi 32 detik.

"Mengerikan," ungkap Muhammad Ramli Rahim, Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia, kepada SuaraSulsel.id, Senin (19/10/2020).

Menut Ramli, stress yang dialami siswa akibat pembelajaran jarak jauh yang tidak memiliki standar khusus dan cenderung sangat memberatkan siswa.

"Dari sisi tugas-tugas dari guru telah mengakibatkan depresi terhadap siswa. Yang akhirnya dapat berujung pada kejadian bunuh diri seperti ini," ungkap Ramli.

Baca Juga: Napi Bunuh Diri Gegara Dilecehkan Sipir, Surat Pengakuan Ditemukan di Perut

"Dari sisi tugas-tugas dari guru telah mengakibatkan depresi terhadap siswa. Yang akhirnya dapat berujung pada kejadian bunuh diri seperti ini," ungkap Ramli.

Ramli mengatakan, jumlah mata pelajaran yang sangat banyak. Ditambah dengan mudahnya guru memberikan tugas kepada siswa menjadi beban yang begitu berat bagi siswa.

Sebanyak 14 sampai 16 mata pelajaran tentu bukan sesuatu yang mudah. Apalagi dengan dukungan jaringan internet yang tidak memadai.

Ikatan Guru Indonesia sejak awal sudah meminta pemerintah pusat dan Mendikbud Nadiem Makarim, bahwa beban mata pelajaran yang dialami oleh siswa sesungguhnya menjadi masalah utama rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun hingga saat ini, upaya penyederhanaan kurikulum tampaknya masih mengalami jalan buntu.

Load More