SuaraKalbar.id - Pekerja seks atau PSK senasib dengan buruh formal lain di masa pandemi corona. Mereka kesulitan jual diri.
Kisah ini datang dari Lia. Dia pekerja seks.
Di saat binsis prostitusi dipermudah karena adanya sosial media. Lia memilih cara lama dengan bergabung di agensi PSK, ini nama kerennya.
Lia dipasarkan 'mami-mami' ke lelaki yang butuh jasa seks instan.
Baca Juga: Demi Kebutuhan Hidup, Pria Ini Tawarkan Istrinya Rp1 Juta Sekali Kencan
"Kita tinggal tunggu aja, nanti mami ngontak ngarahin mesti ketemu tamunya di mana," ujar Lia, tentu bukan nama sebenarnya ketika ditemui Suarajabar.id, Senin (28/10/2020).
Lia adalah pekerja seks di Bandung.
Di Kota Bandung terdapat beberapa lokalisasi. Yang legendaris, tertua dan terbesar adalah kawasan Saritem di Kecamatan Andir.
Di komplek lokalisasi yang terletak di pemukiman padat ini, terdapat beberapa ruang yang dijadikan etalase tempat memajang pekerja seks, penginapan, hingga cafe dan warung yang menjual makanan dan minuman beralkohol.
Pengunjung biasanya datang melalui beberapa pintu masuk.
Baca Juga: Modus Jadi 'Dakocan', PSK di Kawasan Bung Tomo Denpasar Diciduk
Yang populer, melalui Jalan Saritem dan Jalan Kebon Tangkil dari arah Jalan Gardu Jati. Tak sampai 100 meter dari ujung jalan, belasan pria akan menyambut calon pengunjung.
Para pria ini biasanya adalah pemandu, atau biasa disebut calo. Mereka akan menyambut pengunjung yang datang dan mengantarnya berkeliling untuk melihat pekerja seks yang sedang mejeng di ruang etalase.
Para calo ini biasanya akan bertanya mengenai selera si pelanggan. Kemudian ia akan mengantarkan pelanggan menelusuri gang sempit tempat para pekerja seks dipamerkan.
Namun Saritem kini sudah melewati masa kejayaannya. Komitmen pemimpin daerah yang antiprostitusi membuat luasan kawasan ini tak sebesar dulu.
Razia besar-besaran pernah dilakukan Ridwan Kamil semasa ia menjabat sebagai Wali Kota Bandung, Juni 2014. Ia pun menutup lokalisasi itu dengan janji akan mencari solusi ekonomi bagi warga setempat asalkan praktek prostitusi tidak terulang lagi.
Banyak pekerja seks yang sudah meninggalkan tempat ini dan beroperasi secara mandiri. Mereka memilih mempromosikan layanan mereka di aplikasi kencan atau media sosial.
Berita Terkait
-
PSK Bersandi CD3, Hairstylist Nyambi Bisnis Esek-esek: Sedia Cewek LC Tarif Selangit Sekali Kencan!
-
Belasan Wanita Diduga PSK MiChat Diciduk di Cibinong
-
Terungkap! Mobil Dinas Kemhan yang Viral dengan PSK Pakai Pelat Bekas Pensiunan
-
Bantaran Rel Kereta Api Gang Royal Digunakan sebagai Bisnis Esek-esek, PT KAI Sinyalir Ada Keterlibatan Warga
-
Pidato Oscar Mikey Madison: Dedikasikan Kemenangan untuk Pekerja Seks
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Cara Mudah Cek dan Bayar Pajak Kendaraan Secara Online 2025
-
Saldo Dana Gratis Hari Ini: Raih Kesempatan Dapat Dana Kaget Langsung Masuk Dompet Digitalmu!
-
Cicilan Cuma Rp150 Ribuan, Ini Solusi Modal Cepat Rp5 Juta Lewat KUR
-
Rekomendasi HP Murah RAM 6 GB Harga Rp 1 Jutaan Terbaik Juni 2025
-
Hadiri Panen Raya Jagung di Bengkayang, Prabowo: Petani Harus Hidup dengan Baik!