Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 03 November 2020 | 06:28 WIB
Ilustrasi perkelahian (capture youtube)

SuaraKalbar.id - Kakek dan nenek berkelahi di jalanan sampai tewas. Kejadian ini viral di media sosial. Publik pun sangat mengecam kejadian ini. Mengecam ke siapa?

Kejadiannya bermula saat pasangan suami istri itu mengendarai mobil dan terlibat kecelakaan kecil. Mobil mereka yang dikendarai si kakek menabrak mobil lain.

Lalu si kakek mau kabur, tapi ditahan istrinya. Perkelahian maut pun terjadi.

Diberitakan What's On Weibo, aksi kekerasan berujung pembunuhan itu terjadi pada Sabtu (31/10/2020) di China.

Baca Juga: Demi Subscriber, 3 Remaja Ini Unggah Video Hoaks Berantem di Mojokerto

Berdasarkan video yang beredar, pria itu nampak memukuli istrinya dengan sebuah bangku kayu.

Sementara menurut keterangan saksi, pria tua itu juga menyerang istrinya dengan batu bata dan garpu rumput.

Lansia perempuan itu akhirnya tewas di tempat kejadian, sementara suaminya kini telah ditahan oleh pihak kepolisian.

Sejumlah warganet menyayangkan warga yang kebetulan berada di tempat kejadian, di mana mereka malah sibuk merekam, alih-alih menghentikan aksi kekerasan pria itu.

Seiring dengan tersebarnya video kejadian ini di media sosial China, kritikan terhadap warga yang kebetulan menyaksikan insiden ini ramai dilontarkan.

Baca Juga: Kakek Nenek Ini Bermesraan, Warganet: So Sweet!

Media lokal menyebutkan meski ada banyak orang saat pria itu memukuli istrinya, namun tak ada berupaya melaukan penyelamatan saat polisi belum mencapai lokasi.

"Cueknya para warga mengejutkan dan membuat saya marah. Bagaimana mereke bisa berdiri di sana dengan tangan terlipat?" tulis seorang pengguna Weibo, media sosial China.

"Mengapa lebih penting merekam kejadian ini dari pada mengambil tindakan?" timpal yang lain.

Ilustrasi perkelahian (Shutterstock)

What's On Weibo menyebut fenomena warga "cuek" itu terkait dengan konsep "shaoguanxianshi" atau "urus urusanmu sendiri", di mana orang-orang di China kerap memilih diam dan tak terlibat jika itu bukan permasalahan mereka.

Warganet menyebut ada persepsi yang dipegang secara luas di China, di mana ketika seseorang turun tangan untuk membantu orang bermasalah dapat ikut terjerumus ke permasalahan mereka hingga dikenai tanggung jawab untuk membayar biaya rumah sakit, mengutip laporan The Strait Times.

Insiden tersebut juga menyorot kasus kekerasan dalam rumah tangga yang sering diabaikan di China.

China pada 2015 memperkenalkan undang-undang khusus yang mengkriminalkan kekerasan dalam rumah tangga.

Saat undang-undang itu disahkan, Federasi Perempuan Seluruh China memperkirakan sekitar satu dari empat perempuan di China mengalami kekerasan dalam pernikahan mereka.

Pihak berwenang menyebut ada sekitar 40.000 hingga 50.000 aduan KDRT di China setiap tahunnya.

Load More