Scroll untuk membaca artikel
Farah Nabilla
Minggu, 22 November 2020 | 15:46 WIB
Kisah penjual balon viral. (TikTok/@hobbymakan.id)

SuaraKalbar.id - Baru-baru ini publik dikejutkan dengan kisah seorang penjual balon. Ia adalah seorang lulusan S2 yang memilih untuk berjualan balon akibat persaingan kerja yang begitu ketat.

Unggahan itu dibagikan oleh akun TikTok @hobbymakan.id. Si penjual balon terlihat sedang mengayuh sepedanya dan kemudian dihampiri oleh tim Hobby Makan.

Ia pun bercerita bahwa dirinya baru satu tahun tinggal di Pontianak dan berjualan balon yang ia hargai Rp. 15 ribu per biji.

Yang membuat publik terkejut adalah ketika si bapak penjual balon bercerita bahwa ia adalah seorang lulusan S2.

Baca Juga: Mulai Ada Kamar Kosong di Shelter, 35 Pasien Isolasi Mandiri Jadi Prioritas

"Sebelumnya kerja di mana Pak?" tanya si pembuat video.

"Ya, boleh dibilang S2," jawab si penjual balon.

Ia bercerita persaingan kerja membuatnya harus mengalah dan memilih jalannya sendiri dengan berjualan balon.

"Jadi ya sudah lah, pusing mikirin dunia. Lebih baik saya begini apa adanya. Damai," sebutnya.

Selain bercerita bahwa ia adalah seorang lulusan S2, penjual balon yang telah melaksanakan ibadah haji ini juga mengungkapkan kondisi keluarganya.

Baca Juga: 5 Pengunjung dan 3 Karyawan Warkop Asiang Positif Corona

"Istri anak di mana Pak?" tanya si pembuat video lagi.

"Kecelakaan, meninggal," ungkap si bapak tanpa melepas senyumnya.

Setelah berbincang, tim pembuat video pun memberikan sejumlah bantuan kepada si penjual balon. Ia berkali-kali mengucap syukur dan terima kasih atas rezeki itu.

"Semoga berkah semua kawan-kawan dan panjang umur, murah rezekinya," kata si penjual balon mendoakan.

Kisah itu pun ramai menjadi perbincangan warganet. Tak jarang dari mereka yang terharu dengan cerita si penjual balon.

"Bapaknya senyum terus kayak enggak pernah ngeluh. Malu gue sedikit-sedikit selalu ngeluh," curhat @siapasi.

"Sudah enggak mikirin dunia, itu pasti rasanya tenang banget. Pengen rasanya kayak bapak ini," tulis @format rusak.

"Dan bapaknya menceritakan dirinya tentang sekolah tinggi katanya S2. Di sini saya belajar bahwa pendidikan tidak menjamin kesuksesan," komentar @Edwin Adit Siregarz.

Load More