Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Selasa, 12 Januari 2021 | 16:45 WIB
Keluarga korban Sriwijaya Air menunggu di Posko Crisis Center Sriwijaya Air Pontianak, Selasa (12/1/2021). (Suara.com/Ocsya Ade CP)

Diketahui, sejak mendapat kabar jatuhnya pesawat ini, Ponijan ayah Mulyadi beserta istri dan anaknya langsung ke Pontianak. Mereka harus menempuh waktu perjalanan darat selama 8 jam dari kampung halamannya di Kabupaten Sintang.

Ia dan keluarga di Sintang mengaku terkejut, karena mereka tidak menyangka Mulyadi merubah jadwal keberangkatan.

"Dia bilang di atas tanggal 15 (Januari) baru mau berangkat ke Jakarta. Makanya kami agak terkejut, kok sebelum tanggal 15 sudah berangkat. Makanya begitu dapat informasi ini, kira agak kurang percaya," jelas Slamet Bowo Santoso, adik bungsu Mulyadi.

Selama ini, Mulyadi tinggal di Jakarta. Sementara istrinya berasal dari Jeruju, Pontianak Barat. Mereka belum lama ini menikah.

Baca Juga: Hari Keempat, Basarnas Temukan Potongan Tubuh Korban Sriwijaya Air

Karena itu, Mulyadi menjemput istrinya dan ibu mertua serta keponakannya untuk dibawa ke Jakarta. Lagi pula, ada keperluan bisnis yang akan dijalani.

"Abang pun sempat bilang ke keluarga kalau istrinya sedang mengandung dua bulan," terang Bowo.

Sementara itu, belum ada penambahan jumlah keluarga inti korban yang akan dikirim ke Jakarta untuk membantu proses identifikasi. Hingga saat ini, sesuai data di posko, baru ada 13 keluarga inti korban yang diberangkatkan ke Jakarta dan 21 sampel DNA yang dikirim ke Lab DVI Dokkes Polri.

"Hari ini kita tidak memberangkatkan pihak keluarga korban ke Jakarta," kata Faisal Rahman, Distrik Manager Sriwijaya Air Grup Pontianak.

Kontributor : Ocsya Ade CP

Baca Juga: Kecelakaan Sriwijaya Air, Pemerintah Indonesia Disinggung Chrissy Teigen

Load More