SuaraKalbar.id - Sulhan menahan tangis setelah niatnya untuk bekerja di Malaysia gagal karena tertangkap basah masuk lewat jalur ilegal di perbatasan Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Padahal, Sulhan berniat menjadi pekerja migran Indonesia (PMI). Dia rela berutang ke tetangga supaya bisa bekerja di Negeri Jiran demi menyekolahkan anak-anaknya.
Mata Sulhan masih berkaca-kaca saat berbincang dengan SuaraKalbar.id, Senin (25/1/2021) malam. Lelaki 41 tahun ini mengaku malu dengan keluarga dan kerabat di kampungnya, Desa Sukarema, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Sebab, bukannya dapat kerja, ia bersama lima saudaranya malah diamankan TNI karena mencoba masuk ke Malaysia melalui jalur tak resmi di perbatasan Entikong. Padahal, sebelumnya mereka pamit ke keluarga untuk bekerja ke negara tetangga.
Sulhan bersama lima saudaranya: Ani, Gupran, Said, Mardin dan Anwar, saat ini masih ditampung di rumah perlindungan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pontianak setelah diserahkan personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas), pada Senin (25/1/2021) sore, pascapenangkapan.
Mereka sebelumnya ditangkap pada Minggu (24/1/2021) malam, di JIPP sektor kiri wilayah Pos Kotis Gabma Entikong Satgas Pamtas Yonif 642/Kps karena mencoba memasuki negara orang melalui jalur tikus.
"Kami ditangkap kemarin. Ceritanya pakai ojek dari penampungan Balai Karangan ke Entikong. Belum sempat sampai hutan, kami ditangkap TNI di perbatasan sana," kisah Sulhan.
Sulhan dan lima saudaranya diterbangkan agen dari Lombok dan berada di Kalimantan Barat sejak 26 Desember 2020. Mereka ditampung Pontianak selama sepekan oleh agen yang menjanjikan pekerjaan.
Setelah berkoordinasi dengan agen di Sarawak, Malaysia, akhirnya mereka dipindahkan ke rumah penampungan di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau. Di penampungan yang tidak jauh dari perbatasan negara ini, mereka hanya makan dan tidur tanpa kerja selama tiga pekan.
Baca Juga: Viral! Pemuda Modif Sepeda Motor Amfibi, Warganet: The Real Motor Bebek!
"Kami tidak tahu. Tahunya cuma menunggu perintah lewat telepon dari agen, baru kami berangkat. Ada agen yang jemput kami di Malaysia. Kami jalan kaki dari Entikong mau lewat hutan. Yang memandu, jalan duluan nunggu di hutan. Eh, kami yang tertangkap, dia tidak," ceritanya.
Aksi yang dilakukan Sulhan dan lima saudaranya ini terbilang nekat. Padahal, beberapa di antara mereka pernah bekerja di Malaysia melalui jalur resmi.
Pada 2014 lalu, Sulhan pernah bekerja secara resmi di kebun sawit di Malaysia bagian barat, yakni Johor Baru. Tapi, karena kondisi pandemi saat ini, membuat mereka nekat lewat jalur ilegal.
"Sekarang coba di Malaysia Timur. Memberanikan diri nekat lewat jalur tak resmi. Karena tuntutan hidup. Kami nekat lewat jalur tidak resmi, karena kan belum ada buka pintu perbatasan," akunya.
Awalnya, Sulhan merasa tertantang dan tertarik ketika mendapat kabar dari kawan sekampungnya yang sukses bekerja di Malaysia. Kebetulan, ada agen yang juga warga Lombok menawarkan jasa penyalur tenaga kerja.
"Kami tertarik kerja di Malaysia melihat teman-teman yang lolos (jalur ilegal). Sebulan kerja sudah bisa kirim duit ke kampung," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Libur Panjang Maulid Nabi 2025? BRImo Solusi Liburanmu
-
BRI Beri Apresiasi, Direksi Kunjungi Nasabah di Berbagai Daerah pada Hari Pelanggan Nasional
-
Bantuan Modal BRI Ubah Nasib Warung Pecel Sederhana Jadi Kuliner Legendaris di Kota Batu
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan
-
Program Sapi Merah Putih Dinilai akan Berkontribusi dalam Menciptakan Ketahanan Pangan