Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 08 Februari 2021 | 13:26 WIB
Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid (kiri) melaporkan Anji dan Profesor Hadi Pranoto terkait video tentang covid-19, yang heboh di media sosial. Muannas melaporkan Anji dan Profesor Hadi ke Polda Metro Jaya, Senin (3/8/2020). [Herwanto/Suara.com]

SuaraKalbar.id - Politisi PSI Muannas Alaidid balik membalas kicauan Ustaz Tengku Zul sindir pemimpin bodoh dan benci kritikan. Justru Muannas menyarankan harusnya Tengku Zul mengatakan kicauannya itu Presiden Soeharto sebelum tahun 1998.

Menurut Muannas jika itu dilakukan Tengku Zul, maka tidak akan terjadi pertumpahan darah di tragedi Mei 1998.

"Mestinya ini Anda sampaikan saat ketemu Pak Harto dulu, Insya Allah tak ada pertumpahan darah anak bangsa dan kerusuhan dalam tragedi Mei 98 silam. Bukan cuma berani bilang ‘zaman bapak sembako murah atau malah ‘nyanyi-nyanyi’ didepan beliau," sindir Muannas dalam akun Twitternya, Senin (8/2/2021).

Sebelumnya, Tengku Zul mengungkapkan pemimpin bodoh di akun twitternya, pada Senin (8/2/2021) pukul 08.45 WIB pagi tadi.

Baca Juga: Tengku Zul Sindir Pemimpin Bodoh dan Benci Kritikan, Sindir Jokowi?

Isi tweetnya itu, soal tipe-tipe kepemimpinan. Mulai dari pemimpin yang pintar dan bijak, hingga soal pemimpin yang bodoh dan bebal.

"Pemimpin yang pintar dan bijak selalu mengambil manfaat dari setiap kritik walau sepedas apapun demi kemajuan rakyatnya. Pemimpin yang bodoh lagi bebal selalu menekan semua pengkritik dan benci atas kritikan krn dianggap merongrong kekuasaannya. Be smart...!" tulis Ustaz Tengku Zul, dikutip Suara.com, Senin (8/2/2021).

Unggahan tweetnya itu pun mendapat respon dari para warganet. Ada yang mengaitkan dengan Munarman, hingga yang menautkannya dengan cuplikan video Presiden Joko Widodo.

"Tunggu giliran setelah Munarman, nyenyak tidur mu????," tulis akun @menurutsaya2.

Akun lainnya, @RidwanulMuslim justru membalas cuiitan Tengku Zul dengan cuplikan video yang berisi Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Isu Ditangkap, Tengku Zul Heran Setiap Serempet Abu Janda Pasti Bermasalah

"Ah yang bener," tulis Ridwan sambil menautkan video Jokowi.

Dalam tautan video berdurasi 40 detik itu, merupakan tayangan video kompilasi dari berbagai tema acara televisi. Video itu diketahui diambil pada Desember 2015 lalu bertuliskan 'Presiden Menunjukkan Kegeramannya'.

"Saya nggak papa, dikatakan presiden gila, saya presiden koplak, nggak papa," kata Presiden Jokowi dalam cuplikan video tersebut.

"Hal-hal yang berkaitan dengan saling mengkritik, saling memberikan apa, apa, kritikan yang pedas nggak masalah. Saya pun juga biasa, ada masyarakat yang teriak-teriak seperti itu juga biasa saja. Apalagi di sosial media nggak masalah, mau ngomong sekasar apapun kepada saya, nggak akan marah saya. Saya akan pakai sebagai koreksi," kata Jokowi dalam tayangan acara Metro TV bertema Jokowi Ngobrol Bareng Netizen.

Cuplikan video tersebut direspon oleh warganet lainnya.

"Keliatannya dia ga marah, keliatannya dia berlapang dada tp diam-diam orang yg mengkritik tau2 dipenjara," tulis pemilik akun FridaFadya @Fadya_Frida.

Akun lainnya, Militan Medsos @imambozo1 justru membalasnya dengan meme. Dalam meme tersebut ada wajah Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkacamata.

Foto tersebut disertai dengan tulsan meme 'Difitnah makin amanah, Dihujat Kerja Makin Giat, Dibenci Elektabilitas Makin Tinggi, Dicaci Rakyay Makin Empati. Terima Kasih atas kerja keras serta pengabdianmu kepada bangsa dan negara. Untukmu wahai...Bapak yang Berkacamata,' tulis meme dalam foto tersebut.

Load More