SuaraKalbar.id - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyesalkan masih ada warga yang sengaja membakar lahan di wilayahnya. Terlebih kekinian, pembakaran lahan sampai ibukota Kalbar.
Menurutnya aktivitas tersebut dapat mengganggu kesehatan warga Kalbar dan berpotensi sampai wilayah lainnya karena menyebabkan kepulan asap.
Sutarmidji meminta pembakar lahan disanksi tegas supaya tidak mengulangi perbuatannya. Salah satunya yakni dengan menyita lahan mereka selama beberapa tahun dan minta dikosongi.
"Saya minta tegas untuk diberi sanksi. Pastikan lahannya disita tidak boleh digunakan selama lima tahun dan jika punya perusahaan biaya pemadaman api, tagih. Saya minta yang terbakar ke BPN meski lama kerjanya," ujarnya seperti dikutip dari Suarakalbar.co.id (jaringan Suara.com).
Bukan tanpa sebab permintaan itu, pria yang karib disapa Bang Midji tersebut mulanya menyoroti titik panas di Kalbar.
Diketahui, jumlah titik panas di Kalbar menurun per Senin (22/2/2021). Kabupaten Kubu Raya menjadi salah satu kawasan terbanyak mencapai 18 titik panas , disusul Kabupaten Mempawah dengan 8 titik panas.
Namun meski Kota Pontianak 0 titik panas, diakui Sutarmidji mendapatkan dampak asap akibat kebakaran lahan di sekitar kawasan kota.
Sutarmidji menilai ada andil oknum curang di balik maraknya pembakaran lahan khususnya di Pontianak.
"Bahkan di Pontianak sekarang jadi banyak yang bakar lahan. Kalau zaman saya dulu ndak ada tu yang berani bakar hampir tidak ada api karena ndak ada kongkalikong. Sekarangkan banyak yang bakar lahan di kota," sambungnya.
Baca Juga: Kebakaran Lahan Gambut Terjadi Lagi di Siak, Manggala Agni Diterjunkan
Iapun menyesalkan tiga kawasan yang masih banyak ditemukan kebakaran lahan sehingga menyebabkan kabut asap.
"Tiga aja di Pontianak, Kuburaya dan Mempawah," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Meteorologi BMKG Pontianak Sutikno menjelaskan meski Kota Pontianak tidak terdapat titik panas, namun penjelasan Sutarmidji berdasarkan titik api di lapangan.
"Bisa jadi yang diungkapkan Gubernur dari hasil titik api yang di lapangan atau berdasarkan jumlah titik panas akumulasi bulan lalu," ujarnya.
Dia menyebut, jika melihat data titik panas akumulasi hingga 19 Februari 2021, Kota Pontianak memiliki titik panas mencapai 41 titik dan terbanyak Kabupaten Kubu Raya mencapai 337 titik panas.
"Jika melihat data rekapitulasi pada 6 hingga 19 Februari lalu, Kubu Raya mencapai 337 titik panas, Ketapang 89 titik
panas, Mempawah 68 dan Pontianak 41 titik panas," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Mendagri Tito Ajak Warga Siskamling, Publik: yang Maling Uang Rakyat kan Pejabat Negara
-
BRI Cari Wirausaha Tangguh Lewat Program Pengusaha Muda BRILiaN 2025
-
BRI Gelar News Fest 2025, Ajang Jurnalistik Menuju Fellowship Journalism 2026
-
BRI Gandeng Medco E&P Beri Akses Tak Terbatas ke Pelaku Usaha Kecil
-
Sungai Brantas Mau Bebas Sampah Popok? Inovasi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Harapan Baru