SuaraKalbar.id - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pontianak, Kalimantan Barat mengakibatkan kabut asap sekira dua pekan terakhir.
Adanya kabut asap juga memberikan dampak kepada warga setempat. Terkini disebutkan, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat gara-gara kabut asap.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Puskesmas Kampung Bali Pontianak drg Popong Solihat.
Dia mengatakan, jumlah kunjungan penderita ISPA di sejumlah fasilitas kesehatan (Faskes) di Kota Pontianak mengalami peningkatan.
Baca Juga: Update Titik Panas: Riau 55, Bengkalis dan Pelalawan Terbanyak
"Meskipun belum terlalu banyak, tetapi mulai ada peningkatan jumlah kunjungan dengan keluhan ISPA," kata di Pontiainak, Kamis.
Dia menjelaskan peningkatan jumlah kunjungan masyarakat dengan keluhan ISPA karena dalam dua pekan terakhir kualitas udara di Kota Pontianak dan sekitarnya mulai memburuk lantaran semakin tebalnya kabut asap dampak karhutla.
"Dalam sehari kami bisa melayani sekitar 50 hingga 70 pasien dengan keluhan batuk dan sesak napas akibat kabut asap dampak Karhutla," ungkapnya.
Dia menambahkan rata-rata yang mengeluhkan sesak napas dan batuk akibat kabut asap dari kalangan orang dewasa.
"Jumlah tersebut adalah yang tercatat secara resmi, mungkin yang tidak dibawa ke Puskemas jumlahnya lebih banyak lagi," katanya.
Baca Juga: Dewan Adat Dayak Kapuas Hulu: Karhutla Berdampak Sangat Luas
Lebih lanjut, Popong mengimbau kepada masyarakat agar selalu menggunakan masker apabila ke luar rumah, dan mengurangi aktivitas di luar rumah apabila memang tidak perlu.
Sebelumnya, imbauan senada juga disampaikan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Edi menyarankan agar warga di rumah saja karena kabut asap bisa menganggu kesehatan.
"Melihat kondisi udara yang demikian, kami minta masyarakat tetap menggunakan masker apabila keluar rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah," katanya.
Orang nomor sartu di Pontianak tersebut menambahkan status Kota Pontianak saat ini sudah masuk darurat asap sehingga perlu melakukan penanganan darurat terhadap kebakaran lahan.
Penanganan kebakaran lahan sebagian sudah diatasi, namun hal ini tidak bisa hanya sesaat tetapi harus secara sporadis.
"Hanya hujan yang bisa efektif memadamkan api secara total, tetapi hujannya harus deras, kalau hujan tidak deras, tidak terlalu signifikan," ungkap Edi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
Harga Emas Meroket! Ada yang Melonjak Hingga Rp1,9 Juta per Gram, Ini Daftar Lengkapnya
-
Tips Menabung Haji bagi Petani Sawit Kalbar, Berangkat ke Tanah Suci dari Hasil Kebun
-
Tips Menabung Haji 5 Tahun Langsung Berangkat ke Tanah Suci
-
Pemkot Pontianak Hadirkan Pasar Murah Jelang Idul Adha, Cek Jadwal dan Lokasinya di Sini!
-
Desa BRILiaN Hargobinangun Kelola Sampah Digital dan Pariwisata, UMKM Tumbuh Bersama BRI