Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Selasa, 30 Maret 2021 | 11:32 WIB
Tangkapan layar Akhmad Sahal atau Gus Sahal. [YouTube/CokroTV]

SuaraKalbar.id - Aksi bom bunuh diri  Gereja Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) menjadi perhatian banyak pihak termasuk Akhmad Sahal alias Gus Sahal.

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika tersebut menyoroti asumsi soal kaitannya terorisme dengan agama.

Menurut Gus Sahal yang mengaitkan terorisme dengan agama islam adalah teroris itu sendiri. Yang mana, pelaku mengastanamakan agama islam saat memberikan doktrin demi melancarkan perbuatan kejinya.

Pendapat ini disampaikan Gus Sahal melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Senin (29/3/2021) dengan mengacu pemberitaan yang menyebut bomber Makassar memberikan doktrin lewat pengajian.

Baca Juga: Heboh Ustaz Hasyim Yahya, Sebut Orang Islam Baik yang Jadi Teroris

"Pelaku bom bunuh diri milenia...kelahiran 1995..berperan memberikan doktrin dalam pengajian. Yang mengaitkan terorisme dengan Islam itu si teroris sendiri," cuitnya.

Gus Sahal lantas mengkritisi sikap sebagian muslim yang tak terima bila terorisme dikaitkan dengan agama islam. Ia memberikan saran.

"Kalo muslim ga rela terorisme dikaitkan dengan Islam, basmi paham keislaman yang halalkan kekerasan atas nama Islam. Stop denial," pungkasnya.

Cuitan Gus Sahal soal terorisme ada kaitannya dengan agama. (Twitter/@sahal_AS)

Sementara itu, lewat cuitan sebelumnya, Gus Sahal menyebut kalau memang ada teroris dan radikalis yang mengatasnamakan agama Islam.

Ia meminta umat Islam untuk berbesar hati menerima kenyataan tersebut dan tak mengelaknya.

Baca Juga: Menteri Agama Tinjau Lokasi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

"Teroris dan radikalis atas nama Islam nyata ada. Umat Islam harus berbesar hati mengakui kalaiu itu sebagai penyakit umat, lalu basmi," kata Gus Sahal dalam cuitan yang dibagikan Senin (29/3/2021).

Gus Sahal menilai aksi teroris yang disebutnya penyakit umat harus dimusnahkan. Caranya yakni dengan mengakui hal itu ada kaitannya dengan agama terlebih dahulu lalu membasminya.

"Jangan malah denial/mungkir, bilang teroris ga punya agama. Cara untuk sembuh dari penyakit: akui punya penyakit, lalu obati," pesannya.

Untuk diketahui, polisi menyebut pelaku bom Makassar merupakan pasutri yang baru menikah pada Agustus 2020 lalu.

Si pria berinisial L, melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar bersama istrinya YSF. L dikonfirmasi masuk dalam jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Load More