SuaraKalbar.id - Kasus positif COVID-19 di sejumlah daerah masih tinggi. Seperti halnya di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Jumlah kasus positif COVID-19 dikatakan meroket hingga membuat dokter kewalahan menanganinya.
Begitu yang dirasakan oleh dr Handriyani, seorang dokter paru di RSUD Ade M Djoen Sintang yang menjadi rumah sakit rujukan pasien COVID-19.
Ia membagikan keluh kesah melalui Instagram pribadinya. Saking merasa kelelahan, dia meminta agar pemerintah kabupaten setempat memberlakukan kebijakan lockdown dan menindak tegas pelanggar protokol kesehatan (prokes).
Apalagi, kata dia, di saat pasien terus bertambah, stok obat di rumah sakit menipis. Para tenaga kesehatan tugasnya makin berat.
"Tak bisa seperti ini terus, pasien berat-kritis semakin hari semakin tambah banyak. Beban kerja tenaga kesehatan (nakes) sudah berlebihan. Obat-obatan di RS menipis. Tolong lakukan segera kebijakan lockdown pergerakan manusia, penegakan sanksi bagi yang melanggar prokes," curhatnya seperti dikutip dari Antara, Jumat (9/4/2021).
Terkait curhatan dokter itu, Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rosa bukan suara.
Ia membantah klaim yang menyebut stok obat menipis. Menurutnya, ketersediaan obat di rumat sakit masih aman.
Kendati begitu, dia mengakui kalau beban kerja dokter yang merawat pasien corona bergejela berat memang lebih tinggi.
Baca Juga: Langgar Prokes, Polisi Suruh Warga Squat Jump di Balai Kota Sampai Tewas
"Sekarang kita selain beli, obat dapat bantuan dari Dinkes Kalbar. Beban kerja dalam menangani pasien COVID-19 bergejala berat, berbeda dengan pasien OTG. Kalau trend pasien meningkat, imbasnya ke tenaga medis, karena dengan penambahan tempat tidur pasien, harus ditambah juga tenaga medisnya," sambungnya.
Sementara itu, dr Kasino juga berkomentar. Ia mengatakan tenaga kesehatan yang minim diberikan shift berat tanpa istirahat, bisa collaps semua.
Terkait kondisi ini, Anggota DPR Sintang, Sandan mendesak Pemkab Sintang melakukan lockdown pergerakan manusia dari Kota Sintang ke daerah kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang.
Pasalnya, Sandan khawatir penyebaran COVID-19 yang sedang meningkat di Kota Sintang bisa menyebar sampai ke desa-desa di kecamatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Perlu Diparkir saat Lawan Malaysia
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- Pemain Keturunan Rp225 Miliar Tolak Gabung Timnas Indonesia, Publik: Keluarga Lo Bakal Dihujat
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Gaming Rp 3 Jutaan dengan RAM Besar dan Baterai Badak, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia, Gerald Vanenburg Ogah Main-main?
-
11 Rekomendasi HP 5G Murah Rp 3 jutaan dengan Chipset Sangar, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Ada Kopdes Merah Putih, Prabowo Sebut Sri Mulyani Tambah Stres
-
Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
Terkini
-
Kementrans: Tidak Ada Penempatan Transmigran Baru di Kalbar
-
Aliansi Kalimantan Barat Menggugat Gelar Aksi Tolak Transmigrasi
-
Korsleting Listrik Diduga Picu Kebakaran Kios di Kubu Raya, Satu Truk Tangki Hampir Terbakar
-
KKP Bongkar Jaringan Penyelundupan Telur Penyu Lintas Negara di Kalbar, Kerugian Capai Rp9,6 Miliar
-
5 Sabun Wajah Terbaik untuk Kulit Berjerawat, Ini Daftarnya!